sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

08 April 2011

1 Lentera dengan 3 Tungku

Semalam aku terjaga, karena tiba-tiba ada yang mengusikku
Aku bermimpi dan mimpi itu tergambar jelas

Begitu banyak orang yang berjalan dan bergerak dengan riang
Begitu banyak orang yang berjalan dan bergerak dengan bebasnya

Kami merasa dalam benderang cahaya berkilau
Kami merasa gembira dan senang dengan sinarnya yang beraneka warna
Kami merasa kami adalah manusia yang layak bahagia

Karena kami telah diberikan kepintaran
Karena kami telah diberikan kecerdasan
Karena kami telah diberikan kemuliaan
Karena kami telah diberikan keindahan

Entah sadar atau tidak aku bergerak menjauh
Aku melihat mereka dari jarak yang cukup jauh
Mereka mencibirku
Mereka mencelaku
Mereka juga tak segan mencabik dan menyayatku

Saat aku benar-benar berdiri disisi lain mereka, aku melihat kejanggalan
Terang yang tadi kulihat menjadi temaram
Temaram dan suram
Suram seakan cahaya itu telah menghilang

Kulihat lagi sekelilingku apa gerangan yang berubah
Kulihat sebuah lentera, ya... sebuah lentera
Lentera itu terdiri dari 3 susun tungku dan masing-masing mengeluarkan cahaya
Ya.. ada 3 cahaya

Tungku pertama dari susunan terbawah dengan tungku api terbesar
dengan cahaya lebih terang dan besar serta mengeluarkan beraneka warna

Tungku kedua dari susunan kedua dengan tungku api yang lebih kecil
dengan cahaya hampir padam dengan warna kuning kemerahan

Tungku ketiga yang merupakan susunan tungku teratas dengan tungku api yang jauh lebih kecil
dengan cahaya warna putih dan hampir tidak kelihatan

Cahaya tungku pertama yang sangat terang ternyata tidak cukup membuat benderang

Kudekati tungku tersebut dan kutemukan 3 buah tuas seperti pompa lampu petromaks
Masing-masing tuas berfungsi untuk menambah terang cahaya di masing-masing tungku

Kutekan tuas pertama, sangat ringan dan cahaya tungku api pertama semakin benderang
Namun cahaya itu tetap tidak membuat terang lingkungan sekitarnya
Tetap temaram dan suram

Kutekan tuas kedua, 7 kali lebih berat dari tuas pertama dan cahaya tungku api keduapun lebih benderang meskipun apinya lebih kecil
Sedikit kulihat terang disekitarku

Aku makin penasaran dan kutekan tuas ketiga, 70 kali lebih berat dari tungku pertama dan kugunakan seluruh berat badanku dan segenap hatiku untuk menekannya
Api yang sangat kecil itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang sangat benderang
Kulihat terang yang sangat jelas disekitarku

Dunia yang tadinya aku kagumi, nampak kosong
Yang nampak hanya sebuah halaman yang luas tanpa batas
Mereka yang tadinya kulihat riang dan gembira dengan kebebasan bergerak
Kulihat mereka hanya berjalan tanpa arah,
Mereka hanya bergerombol seperti kerbau yang berlarian kesana kemari mengikuti yang didepannya

Apakah arti 3 tungku yang ada di lentera tersebut?
Bisakah aku simpulkan, bahwa tiga lentera itu berarti dunia, hati dan iman
Dimana lentera pertama adalah dunia
Lentera kedua adalah hati
dan lentera ketiga adalah iman

Ya Allah, berilah hambaMu waktu dan petunjuk untuk mempelajari ketiga hal itu
Bila memang itu arti dari mimpi hambaMu

Amiin...

02 April 2011

Air tidak lagi Menghilangkan Dahaga

Kalimat yang terdengar aneh dan berkesan mengerikan
Benarkah itu? Kenapa bisa sedemikian bisa terjadi?
Ada apakah gerangan dengan air yang terjadi di sekitar kita?

Ingatkah sahabatku akan waktumu?
Ingatkah sahabatku akan hatimu?
Ingatkah sahabatku akan dirimu?
Ingatkah sahabatku akan jiwamu?

Sering kita lupa akan itu semua, seperti layaknya insan yang tidak pernah puas
Insan yang tidak pernah merasa puas dan selalu haus akan yang telah diraih
Insan yang selalu haus dengan apa yang telah dimiliki

Sehingga kita tidak sadar bahwa segalanya ada disekeliling kita
Kebahagiaan, cinta, kasih dan semuanya telah kita miliki
Namun kita selalu merasa kurang dan meraih yang lebih jauh lagi

Kita seperti ikan yang mencari tahu tentang air,
Apakah itu air dan dimakah itu air yang dikatakan manusia sebagai sumber kehidupan
Dia bahkan tidak sadar bahwa air itu telah berada disekeliling dia semenjak dia dilahirkan

Air tidak lagi menghilangkan dahaga
Karena rasa tidak bersyukur kita
Rasa yang tidak pernah puas dengan apa yang telah kita raih
Rasa yang tidak pernah puas dengan apa yang telah kita miliki

Dan kita akan terus mengambil dan meminumnya
Sampai kita lelah,
Sampai tubuh kita kembung,
Sampai pembuluh darah kita mengembang
Sampai hati kita melemah
Karena rasa dahaga yang terus menjalari tenggorokan kita

Ya.. tenggorokan kita yang selalu terasa kering
Sekering hati kita yang sudah tidak lagi memiliki cinta dan kasih atas sesama
Rasa egois dan ambisi yang telah membakar kesejukan itu menjadi dahaga

Ya... air tidak lagi menghilangkan dahaga

Bayangan yang Menghilang

Hari itu tiba-tiba tak kulihat lagi dirimu
Namun dari jauh bayanganmu tetap kulihat
Meskipun samar, namun jelas kurasakan kehadiranmu

Kuterus berjalan mengikuti bayanganmu
Ingin kutemukan dan kupeluk sosokmu yang selalu kurindu
Kujelajah bumi, kugali kelam, kuraba malam,
Kutembus dinding nurani, kudaki tangga mentari
Peluh, lelah dan dahaga tak terasa
Yang ada dihatiku hanya ingin bertemu dengan cintaku yang menghilang

Berpuluh tahun sudah semua berlalu, rasa lelah itupun belum hadir
Kulihat sosokmu, namun entah mengapa begitu jauh engkau untuk kurengkuh
Kulihat jelas sosokmu, namun entah kemana bayanganmu

Ya.. bayanganmu telah pergi dari sosokmu
Tak kulihat lagi bayanganmu
Kemana bayangan itu pergi

Kulihat jelas sosokmu
Namun kemana bayanganmu?