sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

26 May 2012

Telanjang

Telanjang… telanjang.. telanjangilah hatimu.. tapi ingatlah, telanjanglah pada RUH dan RABB-mu dan janganlah kau telanjangi hatimu dihadapan dunia dan manusia.

Yup.. itulah kalimat yang aku dengar dari guruku.. dimana saat itu aku sangat bimbang akan suatu keputusan dan keadaan. Emosi telah menggelayuti hati dan pikiranku, nafsu telah menguasaiku dan hampir saja aku mengambil keputusan yang terburu-buru dan tanpa pertimbangan matang. Sampai guruku teriak, “Tidur dan berhentilah sejenak saat kau emosi, jangan pernah kau pergi ditengah masalah.”

Setelah aku tenang, perlahan dan lembut aku dengar kalimat-kalimat yang akhirnya mendinginkanku. “Aan, kau lihatlah disekitarmu.. banyak dan sangat banyak hati-hati yang menafikan kebenaran serta malu atau takut karena respon lingkungan .”

“Banyak saudara-saudara kita yang menyerukan kebenaran akan Tuhan, namun mereka malah malu bertelanjang hati terhadap Tuhan mereka. Kamu bisa lihat para ahli dari semua agama dan ideology, mereka mulai menggeser pola pemikiran agar tidak dianggap aneh oleh lingkungan sosialnya. Iyaa… mereka secara tidak sadar telah menelanjangi hati mereka pada dunia dan manusia serta telah menanggalkan pakaian-pakaian Indah yang ditenun oleh akhlak dan ilmu yang Mulia.”

“Anakku, engkau kini sedang berada di tengah-tengah sandiwara dan peran mereka yang sedang menafikkan hati. Mereka hendak menelanjangi hatimu, mereka hendak memaksa kamu tanggalkan baju hatimu yang Indah. Sekarang kamu duduk, diam dan bersandarlah.. istirahatlah sebentar agar kamu bisa mengurai kembali benang-benang hatimu yang kusut dan merajut kembali baju-baju yang lebih Indah.”

“Cerita di akhir dunia akan semakin membingungkan umat, dimana setan dan iblis sudah berpakaian indah dan menawan layaknya ahli agama dan ideology. Yang artinya para ahli agama dan ideology sekarang sudah berani telanjang di hadapan dunia dan manusia, karena mereka tidak mau dan takut dianggap sebagi kelompok yang aneh serta takut dikucilkan oleh lingkungan sosialnya. Mereka tidak berani lagi mengumandangkan kebenaran dan makna hakiki dari sebuah hati.”

“Sedangkan hamba-hamba yang berani telanjang dihadapan RUH dan RABB-nya, akan dianggap aneh oleh umat. Umat melihat mereka sebagai kelompok-kelompok dengan pakaian yang dekil dan jijik untuk mendekatinya, seolah takut tertular suatu penyakit. Namun coba kamu perhatikan baik-baik anakku, pancaran hamba-hamba yang menelanjangi hatinya dihadapan RUH dan RABB-nya itu. Tampak ketenangan dan kearifan disana, mereka terlihat seperti air yang tenang, tutur kalimatnya yang menyejukkan, pandangan mereka yang melembutkan, gerakan-gerakan mereka yang harmonis dan kesederhanaan yang agung. Kemudian kamu lihat kedalam hati mereka, di sana ada kekuatan yang maha dahsyat.. Kekuatan yang sanggup meluluh lantakkan apapun yang akan menggoyahkan keyakinan mereka akan RABB-nya.”

“Anakku, cobalah kamu menyendiri dengan RUH dan RABB-mu dengan hati yang telanjang tanpa dunia dan akhirat-mu. Niscaya kamu akan menggapai sinar lembutmu, untuk mengarungi Samudera Hidayah dan menatap kemilaunya Cahaya Hikmah.”

17 May 2012

Samudera Hati

Bila kita mendengar kalimat Samudera, maka yang akan terkesan adalah luas, dalam, biru, dingin, ganas, angker dan tanpa batas. Dalam bentangan Samudera yang sangat luas, ada puluhan bahkan ribuan daratan yang beraneka ukuran, warna, bentuk, watak dan sifat .

Hanya orang yang berhati kuat dan teguh yang mampu mengarungi Samudera, orang-orang ini sudah memiliki satu tujuan yang pasti dan sanggup dengan berusaha menjadikan rintangan sebagai jembatan untuk mencapai tujuannya. Dan yang paling menggetarkan hati dari penjelajahan ke sisi dunia yang jauh terletak pada adanya romantisme perbedaan.

Mungkin teman-teman sudah pada tahu para penjelajah Samudera ternama, seperti Vasco da Gama, Afonso de Albuquerque, Christopher Columbus, Marco Polo, James Cook, Cheng Ho, Amerigo Vespucci, dsb. Mereka adalah sosok pemberani yang sanggup mengarungi Samudera luas dan menemukan daratan-daratan dengan berbagai romantisme.

Bagaimanakah dengan samudera hati? Sanggupkah kita mengarunginya? Sanggupkah kita menjadi pelaut-pelaut ulung dan mampu menjelajah samudera hati serta mengarunginya dalam kesabaran dan keikhlasan.

Seperti apakah penjelajah samudera hati? Siapakah penjelajah samudera hati? Apakah seperti Arjuna, yang sanggup menaklukkan hati setiap wanita. Tentu saja bukan, sangatlah dangkal bila diartikan dan dicontohkan seperti itu.

Seandainya Samudera kita bagi atas 3 hal :

1. Permukaan
  • Riak, Permukaan samudera akan beriak dan bersorak terkena usapan angin, serta makin mendekati daratan makin menggulung dan bersatu dalam riang menghantam daratan.Demikian juga dengan hati kita, yang sangat mudah untuk dipengaruhi oleh suara-suara atau bisikan-bisikan yang bisa menyebabkan riak-riak kecil dan bahkan makin lama makin membesar bila sudah mencapai ujung batas kesabaran kita.
  • Cermin, Permukaan samudera seperti cermin, yang akan memantulkan siapapun yang menatap permukaannya atau memudarkan dan bahkan menghilangkan gambaran-gambaran di permukaannya.Demikian juga dengan hati kita, bilamana kita tidak sanggup menjaga kebersihan dan ketengannya. Dia tidak akan mampu memantulkan kembali jati diri kita dan semakin lama bila kita tidak tersadar, maka akan hilanglah kemuliaan kita.
  • Media,Permukaan samudera akan memantulkan apa yang ada disekitarnya. Bila terkena sinar matahari maka dia akan memantulkan sinarnya dan menyerap sekaligus memancarkan kehangatannya.Demikian dengan hati kita, yang selalu bisa mendengar dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dan kita akan memancarkannya kembali dalam sebuah ucapan dan tindakan. Oleh karena itu, sering-seringkanlah hati kita untuk mendengarkan hal yang baik dan membuang jauh-jauh hal yang buruk.
2. Kedalaman atau isi, yang letaknya antara dasar dan permukaan
  • Air, Secara keseluruhan samudera terdiri dari air dan samudera adalah muara dari semua air yang ada di daratan. Air memiliki sifat yang mengalir, lembut, dan kuat. Dari sifatnya yang mengalir air tidak akan pernah berhenti hanya diatas, apapun yang menghalangi dia dan dia akan berusaha untuk mencapai ke bawah. Dari sifatnya yang lembut air akan memberikan kesejukan dan kesegaran. Serta dari sifatnya yang kuat, dia siap menjadi apapun yang sanggup menggulung gunung dan merontokkan sebuah daratan menjadi lautan.Demikian juga dengan hati kita, adakalanya mengalir damai bila kita sanggup melihat sesuatu secara keseluruhan dan tidak sebagian-sebagian (atas atau bawah saja). Kelembutan hati kita juga akan sanggup membuat ketenangan dan kedamaian dalam diri kita serta akan terpancar ke lingkungan sekitar kita. Dan mungkin juga suatu ketika kita perlu kekuatan hati, untuk menghadang dan mungkin juga menghancurkan daratan-daratan terjal nan curam dan tajam untuk kita bisa berdiri serta merangkul orang-orang sekitar kita untuk lepas dari penghalang itu.
  • Garam atau mineral, samudera yang menampung semua air dari ribuan muara dari setiap sungai. Sungai yang juga merupakan tempat lewat jutaan kubik air limbah dan mungkin juga beracun serta berwarna keruh. Namun oleh garam dan mineral-mineral lain yang ada di dalam samudera jutaan kubik limbah dengan racun tadi sirna dan menjadi netral, warna yang tadinya keruh menjadi jernih.Bagaimanakah dengan hati kita, berapa banyakkah mineral-mineral yang berupa ilmu mengisinya. Akankah hati kita sanggup menetralisir jutaan kubuk kata-kata, sikap dan perbuatan yang mengandung racun. Akankah hati kita sanggup menjernihkan kekeruhan limbah dan polusi fitnah dan caci maki keji. Sanggupkah hati kita tetap tidak bergeming, tidak teracuni, bahkan sanggup menawarkannya? Mulai ada pertanyaan dan challenge, saat kita sudah masuk ke dalam isi Samudera.
3. Dasar
  • Dasar laut merupakan lapisan yang amat keras, dalam kekerasannya telah menlahirkan makhluk-makhluk yang memiliki kemampuan untuk bertahan hidup sangat gigih. Dan kegigihannya sama sekali tidak merugikan lingkungan sekitarnya. Seperti terumbu karang, dalam kegigihannya untuk mempertahankan diri dari arus yang amat kuat dia memiliki akar yang lembut dan Kokoh. Serta terumbu karang melindungi ikan-ikan kecil dan plankton-plankton yang berusaha hidup, diatasnya pulalah ganggang-ganggang yang beraneka rupa dan warna menari-nari dengan indahnya. Dari dasar laut pulalah tiram yang berusaha hidup dari arus dan pasir yang terus menggulungnya, dan tiram tidaklah kecewa dengan keberadaan pasir yang selalu masuk dan mengganggu dirinya. Tiram malah menyimpan dan mengasahnya, kemudian seiring dengan waktu jadilah mutiara yang sangat berharga. Bersama dengan mineral yang Mulia dan emangat hidup yang kuat dia jadikan sesuatu yang tidak berharga itu menjadi sebuah mutiara yang sangat Indah.Demikian juga dengan hati kita, apakah sudah memiliki dasar yang kuat? Apakah kita cukup tangguh untuk bertahan, melindungi dan mengasah diri, agar kita sanggup menjadi pemilik-pemilik hati yang sanggup melindungi dan mengembangkan potensi yang ada di sekita kita?
Seumpama samudera, kuinginkan sebuah hati selalu ikhlas, sabar, kuat dan setia Sebuah hati yang bisa menjadi tempat berkeluh kesah, sharing, dan bisa memberikan solusi.

Kuingin memiliki hati seperti Samudera, samudera tak pernah diam. Samudera dengan gelombangnya yang dinamis, dengan kecipaknya ombak yang tak pernah henti memeluki pesisir landai. Tak kunjung berhenti mencapai pantai yang berkelok-kelok, tak pernah diam, akan selalu menyapa siapa saja untuk melantunkan nada persaudaraan.

Kuinginkan hati yang bisa menempatkanMU di tempat yang tertinggi, karena ENGKAU adalah sumber dari ilmu, sumber dari kasih dan sumber dari sayang. Apalah diriku jika di hatiku tanpa diriMU. DIRIMU akan menjadikan aku pribadi yang ikhlas, sabar, tangguh dan mampu melindungi diri dan siapapun yang ada disekitarku.

12 May 2012

Mendalami Kehidupan

Hehehe.. hari ni aku baca petikan cerita yang lucu dan sangat bagus, jadi aku tulis untuk dibaca temen-temen yang buka blog ini...

Seorang Guru berdiri di dpn kelas filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisi dgn bola2 golf. Kemudian berkata kepada murid-muridnya, "apakah toples sdh penuh…… ?" Mereka setuju !!!!

Kemudian Sang menuangkan batu koral ke dlm toples, mengguncang dgn ringan. Batu-baru koral mengisi tempat yg kosong di antara bola-bola golf.Kembali dia bertanya kepada murid-muridnya, "apakah toples sdh penuh??"Dan kembali mereka setuju !!!

Selanjutnya Sang Guru menabur pasir ke dlm toples, tentu saja pasir menutupi semuanya. Dan dia sekali lagi bertanya, "apakah toples sdh penuh??Para murid berkata, “Yes”…!!

Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dlm toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir.Para murid tertawa….

Diam sejenak sambil menunggu reda gelak tawa para muridnya, tak lama kemudian Sang Guru mulai bicara.

“Sekarang.. saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu.“

“Bola-bola golf adalah hal yg penting, seperti Tuhan, keluarga, anak-anak, atapun kesehatan. Jika yg lain hilang dan hanya tinggal mrk, maka hidupmu masih tetap penuh.”

“Batu-batu koral adalah hal-hal lain, ibaratnya seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil. Dan Pasir adalah hal-hal yg sepele.”

“Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dlm toples, maka tdk akan tersisa ruangan utk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf... Hal yang sama akan terjadi dalam kehidupan kalian.”

“Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang utk hal-hal yang penting buat kalian.”

“Jadi beri perhatian kepada hal-hal yang penting untuk kebahagiaanmu. Bermainlah dengan orang-orang yang kamu sayangi, seperti keluarga dan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk check up kesehatan. Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam. Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf."Hal-hal yang benar-benar penting, atur prioritas kalian.Baru yg terakhir, urus pasirnya.

Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, “Kopi mewakili apa?

Sang Gurupun tersenyum, “Saya senang kamu bertanya.”

“Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah sangat penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat”.