Carla seorang anak perempuan yang lahir di
kota kecil Belanda bernama Tilburg. Kelahirannya ke dunia adalah pengalaman
dosa asal pertamanya.
Dialah Carla van Raay anak seorang tentara
yang tegap-tampan dan seorang ibu yang selalu mengeluh berat badan bertambah.
Ketika masa kanak-kanak, Carla tumbuh dengan ceria. Ia juga lucu. Namun suatu
ketika dalam usianya yang masih kanak-kanak pula, Carla kecil terjebak dalam
nafsu bejat sang ayah, orang yang paling dipujanya. Keperawanan telah diambil
dari ketidaktahuan masa kanak-kanaknya. Lantaran itu, Carla tumbuh dalam dusta,
karena peristiwa hitam itu dibungkamnya.
Rasa tidak dapat dipendam, apalagi jika
setiap detik meronta-bergejolak.
-
Usia
12 tahun Carla hijrah ke Australia membawa serta derita yang sudah menjadi
‘cacat pusaka'.
-
Usia
18 tahun, Carla mencoba mencari celah keluar biar derita sedikit tertumpah. Ia
masuk biara dan menjadi seorang biarawati. Dari balik jubahnya yang santun,
setiap saat ia mengadu kepada Tuhan. Namun, Tuhan bagai tiada, jiwanya pun
terus bergejolak. Rentangan 22 tahun dalam biara bagai mendekam dalam sangkar
yang sempit.
-
Usia
31 tahun, akhirnya Carla pun memilih untuk ‘bebas'. Ia meninggalkan kehidupan
membiaranya
Namun bagai menegakkan benang basah,
kebebasan yang diraihnya roboh seketika. Bahtera rumah tangga yang dibangunnya
bersama si tukang listrik James akhirnya kandas juga. Yang tersisa hanya
selapis derita di wajah kehidupan Caroline putri mereka yang masih belia. Sudah
sejak itu selapis demi selapis duka menumpuk, meninggi. Carla tak dapat
mengelak, rasa itu pun akhirnya meledak juga di Stella Exchort Agency, sebuah
rumah bordil berkedok agen pelayanan jasa.
Di sana,
di Exchort Carla menjadi perempuan yang berbeda. Ia menjadi bebas bukan hanya
untuk dirinya sendiri yang bebas, tetapi juga demi kebebasan itu sendiri. Tidak
ragu-ragu ia bertelentang telanjang di atas ranjang walau dengan dada yang
berdebar-debar. Sebuah anugerah Tuhan yang paling nikmat. Carla pun menyadari
kalau dirinya adalah seorang ‘Pelacur Tuhan' yang disebutnya sebagai esensi
dari ekspresi kesungguhan hidup dan kehidupan.
Pelacur 'Tuhan' berbahagia dengan para klien
yang sering kali tak tercapai dalam sebuah pernikahan: sebuah kehidupan di mana
esensiku yang paling dalam menemukan ekspresi. Aku adalah dewi yang diberkati
yang mengambil madu dari 'Tuhan'-nya dalam bentuk banyak pria"
Carla van Raay, sang Pelacur 'Tuhan'.
Kebebasan telah menghapus luka lama, termasuk kebejatan sang ayah yang pernah
mencipratkan setitik noda di lembar kehidupannya. Kebejatan itu dimaafkannya
dengan tulus, dan Carla pun menganggapnya sebagai berkah yang tak terkira. Kebejatan
itu dibasuh dengan kata maaf yang santun di akhir pengakuannya.
"...Kau kini mati, dan itu tak
mengapa.Tak mengapa kau mencintai sebaik yang kau ketahui dan tak bisa memenuhi
harapanku. Tak apa-apa. Kini kau adalah malaikat istimewaku, aku haturkan
terima kasihku padamu, papa tercinta" (hal. 585)
Air mata jatuh membasahi halaman terakhir
pengakuannya yang mengharukan. Kejujuran dan keberaniannya telah membawa pergi
Carla dalam kehidupan yang berbeda, kehidupan yang dipilihnya dengan bebas dan
menjadi sang Pelacur 'Tuhan'.
Namun buat kita, rupa-rupanya kita tidak
dapat mengukur kejujuran dan keberanian Carla hanya dengan membaca secara
tuntas pengakuannya yang tertuang dalam bukunya “God's Callgirl”. Belajar dari
Carla dalam menutur kisah, kita belajar menyembul fakta dengan jujur, terbuka
dan berani. Mungkin pengalaman kita lebih kelam dan dahsyat. Di hadapan
keengganan kita untuk menyingkap selubung ketakutan, God's Callgirl menitip
pesan buat kita.
"Jangan membuang setiap kisah ke kotak
masa lalu. Bangunkan pena, telentangkan kertas, tuangkan rasamu dengan jujur
dan berani. Setiap kata yang kau tulis mungkin akan terasa nyeri, mendebarkan
atau bahkan membuahkan air mata. Tapi jika di ujung penamu kau lecutkan sebuah
tulus, sudah mungkin kisah yang kau tutur akan mengejutkan. Hanya kekaguman
yang terlontar dari benak pembacamu ‘kejujuran itu menakutkan' sebagaimana sang
'Pelacur Tuhan' telah membuktikannya"
-- God's Callgirl"