sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

29 March 2012

Belajar dari si Pelacur Tuhan


Carla seorang anak perempuan yang lahir di kota kecil Belanda bernama Tilburg. Kelahirannya ke dunia adalah pengalaman dosa asal pertamanya.

Dialah Carla van Raay anak seorang tentara yang tegap-tampan dan seorang ibu yang selalu mengeluh berat badan bertambah. Ketika masa kanak-kanak, Carla tumbuh dengan ceria. Ia juga lucu. Namun suatu ketika dalam usianya yang masih kanak-kanak pula, Carla kecil terjebak dalam nafsu bejat sang ayah, orang yang paling dipujanya. Keperawanan telah diambil dari ketidaktahuan masa kanak-kanaknya. Lantaran itu, Carla tumbuh dalam dusta, karena peristiwa hitam itu dibungkamnya.

Rasa tidak dapat dipendam, apalagi jika setiap detik meronta-bergejolak.
-       Usia 12 tahun Carla hijrah ke Australia membawa serta derita yang sudah menjadi ‘cacat pusaka'. 
-       Usia 18 tahun, Carla mencoba mencari celah keluar biar derita sedikit tertumpah. Ia masuk biara dan menjadi seorang biarawati. Dari balik jubahnya yang santun, setiap saat ia mengadu kepada Tuhan. Namun, Tuhan bagai tiada, jiwanya pun terus bergejolak. Rentangan 22 tahun dalam biara bagai mendekam dalam sangkar yang sempit.
-       Usia 31 tahun, akhirnya Carla pun memilih untuk ‘bebas'. Ia meninggalkan kehidupan membiaranya

Namun bagai menegakkan benang basah, kebebasan yang diraihnya roboh seketika. Bahtera rumah tangga yang dibangunnya bersama si tukang listrik James akhirnya kandas juga. Yang tersisa hanya selapis derita di wajah kehidupan Caroline putri mereka yang masih belia. Sudah sejak itu selapis demi selapis duka menumpuk, meninggi. Carla tak dapat mengelak, rasa itu pun akhirnya meledak juga di Stella Exchort Agency, sebuah rumah bordil berkedok agen pelayanan jasa.

Di sana, di Exchort Carla menjadi perempuan yang berbeda. Ia menjadi bebas bukan hanya untuk dirinya sendiri yang bebas, tetapi juga demi kebebasan itu sendiri. Tidak ragu-ragu ia bertelentang telanjang di atas ranjang walau dengan dada yang berdebar-debar. Sebuah anugerah Tuhan yang paling nikmat. Carla pun menyadari kalau dirinya adalah seorang ‘Pelacur Tuhan' yang disebutnya sebagai esensi dari ekspresi kesungguhan hidup dan kehidupan.

Pelacur 'Tuhan' berbahagia dengan para klien yang sering kali tak tercapai dalam sebuah pernikahan: sebuah kehidupan di mana esensiku yang paling dalam menemukan ekspresi. Aku adalah dewi yang diberkati yang mengambil madu dari 'Tuhan'-nya dalam bentuk banyak pria"

Carla van Raay, sang Pelacur 'Tuhan'. Kebebasan telah menghapus luka lama, termasuk kebejatan sang ayah yang pernah mencipratkan setitik noda di lembar kehidupannya. Kebejatan itu dimaafkannya dengan tulus, dan Carla pun menganggapnya sebagai berkah yang tak terkira. Kebejatan itu dibasuh dengan kata maaf yang santun di akhir pengakuannya.

"...Kau kini mati, dan itu tak mengapa.Tak mengapa kau mencintai sebaik yang kau ketahui dan tak bisa memenuhi harapanku. Tak apa-apa. Kini kau adalah malaikat istimewaku, aku haturkan terima kasihku padamu, papa tercinta" (hal. 585)

Air mata jatuh membasahi halaman terakhir pengakuannya yang mengharukan. Kejujuran dan keberaniannya telah membawa pergi Carla dalam kehidupan yang berbeda, kehidupan yang dipilihnya dengan bebas dan menjadi sang Pelacur 'Tuhan'.

Namun buat kita, rupa-rupanya kita tidak dapat mengukur kejujuran dan keberanian Carla hanya dengan membaca secara tuntas pengakuannya yang tertuang dalam bukunya “God's Callgirl”. Belajar dari Carla dalam menutur kisah, kita belajar menyembul fakta dengan jujur, terbuka dan berani. Mungkin pengalaman kita lebih kelam dan dahsyat. Di hadapan keengganan kita untuk menyingkap selubung ketakutan, God's Callgirl menitip pesan buat kita.

"Jangan membuang setiap kisah ke kotak masa lalu. Bangunkan pena, telentangkan kertas, tuangkan rasamu dengan jujur dan berani. Setiap kata yang kau tulis mungkin akan terasa nyeri, mendebarkan atau bahkan membuahkan air mata. Tapi jika di ujung penamu kau lecutkan sebuah tulus, sudah mungkin kisah yang kau tutur akan mengejutkan. Hanya kekaguman yang terlontar dari benak pembacamu ‘kejujuran itu menakutkan' sebagaimana sang 'Pelacur Tuhan' telah membuktikannya"

-- God's Callgirl"

21 March 2012

Penjara Pikiran


Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya,
"Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?" Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,

"Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan."

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada "sesuatu" yang mengikat kaki nya, padahal "sesuatu" itu bisa jadi hanya seutas tali kecil...

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita.

19 March 2012

Mutiara


Didalam kesederhanaan seringkali saya menemukan mutiara kehidupan. Mutiara itu tersimpan dalam jiwa yang memancarkan sinar kearifan. Begitulah saya selalu menjumpainya setiap hari.

Di kereta saya berjumpa dengan seorang bapak. Dari seragam bajunya saya tahu pekerjaannya satpam. Usia sudah menjelang senja terlihat masih semangat. Dia bertutur sewaktu kemaren Jakarta banjir dirinya tiga hari tidak pulang karena mesti berjaga. "Kenapa pak? Apakah tidak takut sakit?" Tanya saya. "Buat saya menjaga kantor sama dengan menjaga hidup saya. Kenapa mesti takut sakit?" Jawabnya sambil tersenyum

16 March 2012

Ayah Akan Selalu Mencintai Bunda

Yuppp.. itu adalah kalimat ajaib yang akan selalu mendekatkan kita dengan pasangan kita. Seringkali kita tidak terasa kalau kita sebenarnya telah menjauh meskipun pasangan kita ada disamping kita. Pelukannya, ciumannya dan sentuhannyapun terasa dingin serta tak lagi hangat seperti waktu pertama kali kita bertemu dan memadu kasih.

Namun kalimat ajaib ini akan mendekatkan kita dan selalu menghangatkan, untuk itu jangan enggan atau ragu atau malu untuk mengucapkannya, "ayah akan selalu mencintai bunda" atau "hati ayah hanya untuk bunda".

Begitupun buat teman-teman yang perempuan, jangan ragu untuk bilang, "bunda akan selalu mencintai dan disamping ayah" atau "hati bunda hanya buat ayah"

Menikmati Hidup


Orang yang tau bagaimana caranya untuk menikmati hidup, berarti dia tahu bagaimana cara mensyukuri nikmat. Jikalau kita tidak mengetahui bagaimana cara mensyukuri nikmat berarti kita termasuk orang yang mudah menderita.

Sama seperti halnya seorang kakek yang selalu tersenyum setiap pagi hari ketika berpapasan dengan siapapun di depan rumah atau saat berangkat kerja. Awalnya kami hanya sekedar bertegur sapa, belakangan saya tahu kalo kakek itu ternyata seorang penjual sayur di Pasar Minggu. Dan katanya dengan bekerja inilah dia bisa menikmati hidup sebagai bertanda syukur atas karuniaNya.

Betapa sederhana pemikiran kakek dalam mensyukuri nikmat, sehingga dia bisa bahagia dan menikmati hidupnya.

14 March 2012

Mengalir Seperti Air


Seringkali hidup ini berbicara lain dengan apa yang kita impikan kan, kenapa?. Ada roda kehidupan yang telah berputar sesuai porosnya, kadang dibawah (Kesedihan, dan kegagalan) dan kadang di atas (kebahagiaan, dan kesuksesan).

Filosofi air mengajarkan kita bagaimana menjadi pribadi yang penuh rasa syukur, kualitas pencapaian rasa syukur itu diukur ketika kita tidak lagi menjadikan Kesedihan - kegagalan sebagai sesuatu yang menakutkan (bukankah keberhasilan seseorang pastilah didahului oleh fase kegagalan), dan menjadikan Kesuksesan - kebahagiaan sebagai sesuatu yang teramat "heboh", hingga2 dapat membuat orang terlena bahwa Ia juga di besarkan oleh proses kesedihan - kegagalan

Perjalanan Hidup kita memang harus menjadi lebih baik (lebih bahagia, lebih sukses, lebih.... dll) seperti kita mendaki gunung mencapai puncak yang tertinggi, tapi perlu kita renungkan setiap pencapaian kita saat ini pun sebenarnya telah dibangun oleh kegagalan yang pernah kita alami (kita pasti pernah belajar dari kegagalan bukan?), dan sampai dimana pun pencapaian kita saat ini layak kita syukuri, seperti air yang selalu dapat menaklukan alam yang dilaluinya, karena air telah mencapai tingkat kesempurnaan hidup.

13 March 2012

Kata Sahabat - Aneh Disini Selamat Disana


Strange ?
"Dunia memang aneh", gumam Pak Ustadz
"Apanya yang aneh Pak?" tanya penulis yang fakir ini.

"Tidakkah antum perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa"

"Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami" Kata Pak Ustadz.

Tanpa banyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 800m dari rumah.

Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya"
"Aduh, tumben nih rapih banget, kayak pak ustadz, mau kemana sih ? tanya ibu muda itu.

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz diatas, menjadi sesuatu yang lain rasanya;

"Kenapa orang yang hendak pergi kemasjid dengan pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin?"

Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan ngasih makan anaknya ditengah jalan, ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja?

Kenapa orang ke mesjid dianggap aneh?

Orang yang pergi ke mesjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton sinetron "intan".

Orang ke mesjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan orang-orang yang sedang ngobrol dipinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

Orang kemasjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan.

Ketika hal itu penulis ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum, "Kamu akan banyak menjumpai "keanehan-keanehan" lain disekitarmu" , kata Pak Ustadz.

"Keanehan-keanehan" disekitar kita ?

Cobalah ketika kita datang kekantor, kita lakukan shalat sunah dhuha, pasti akan nampak "aneh" ditengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan ngobrol.

Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa "aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir waktu.

Cobalah berdzikir atau tadabur al qur'an ba'da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman.
 
Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat.
 
Aneh bukan ?

Cobalah hari ini shalat jum'at lebih awal, akan terasa aneh, karena mesjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah kedua menjelang selesai.

Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh ditengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu dan test..test, test saja.

Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau ayat al qur'an, pasti akan terasa aneh ditengah orang-orang yang membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut "ditumbenin" ketika kita pergi kemasjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al qur'an (Al A'raf:31)

Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul gak karuan.

Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.

Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa*). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Annisaa:103) *

Jangan takut untuk shalat jum'at dishaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. ....

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli (1475), yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (Al Jumu'ah:9)

[1475] Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan muazzin Telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya.

Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan;

*Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah*, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
" Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri ?" (Fusshilat:33)


Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali seru, sekali kirim artikel lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita....

Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat, aneh nggak sih ?

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, lha wong itu yang disuruh kok, "sampaikan dariku walau satu ayat"

Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang terkenal, e-mail dari manajer atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja.
 
Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun.

Lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun manhaj dan syari'at yang benar.

Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur'an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.

Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh" atau "manusia langka"
jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelematkan kita.

Selamat jadi orang aneh ....