sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

28 November 2012

Sabar adalah Nikmat Terindah

Sabar, sabar, sabar, sabar dan sabar... itulah kata-kata yang selalu terselip dalam setiap kalimat kalo kita sedang menghadapi masalah.

"Bicara itu mudah, tapi prakteknya…??!!” Begitulah respon yang sering keluar saat kita diminta sabar.
Atau  bila sudah terlalu jenuh... kita akan terlontar kata-kata, “Sabar sampai kapan???”
Dan mungkin lebih ekstrim lagi akan keluar kalimat, “Sabar itu ada batasnya”.
Benarkah demikian??????

Sehingga bisa kita simpulkan, bahwa memang sabar adalah suatu sikap yang bijaksana dan menuntut keikhlasan serta aktivitas nyata. Namun beberapa individu berpendapat sabar itu sulit dan berat. Karena sabar itu gampang diucapkan, namun sulit untuk dilaksanakan. Lagi-lagi kita muncul pertanyaan, apakah benar dimikian?? Sedemikian sulitnya kita untuk sabar dan sulit atau tidak mungkin melaluinya?

Namun kenapa Rasul bisa berkata, nikmat terbesar bagi umat Islam adalah sabar? Karena janji Allah bahwa orang yang sabar akan memperoleh nikmat rahmat dan rahim-Nya, serta kemudahan akan terbuka bagi orang yang sabar.

Mungkin suatu waktu kita pernah menangis atau bahkan menangis histeris karena kita seperti dihadapkan dengan suatu masalah yang tidak mungkin kita terima dan selesaikan, sehingga kita merasa putus asa. Namun akhirnya saat tangis kita reda, kita berusaha untuk menyelesaikan dan menghadapinya. Kita terus hadapi masalah itu dengan sabar, dengan reaksi stres dan ekspresi seperti apapun kita bersabar dengan terus menghadapinya. Sampai akhirnya masalah itu bisa kita lalui dan kita selesaikan. Lalu benarkah sabar itu sulit?

Coba kita renungkan...
Segala sesuatu yang kita yakini akan jadi kenyataan, apakah itu benar? Jika kita menyerah dengan kalimat "sabar itu sulit", maka segala daya pikiran dan perbuatan akan mendorong kita kesana dan menciptakan beban mental tersendiri bagi kita. Tidak percaya? Mari kita buktikan sendiri dalam kenyataan. Sebelum berangkat ke kantor coba bayangkan akan bertemu mobil warna orange dan yakinkan diri kita akan melihat 5 mobil warna orange, kemudian ucapkan itu 3 kali atau beberapa kali. Tanamkan benar-benar dalam hati kita bahwa 5 mobil orange akan anda temui hari ini.

Apa yang terjadi? Silahkan dipraktekkan sendiri.

Apakah bisa kita simpulkan jika kita yakin bahwa sabar itu sulit, maka kita akan semakin kesulitan melaluinya. Masihkah sabar itu sulit?

Sabar itu ada batasnya?
Mari kita tanyakan ke diri kita sendiri, apakah kita mau hidup dengan batas? Misal ada orang yang membatasi usaha kita, bersediakah kita? Tentu jawabannya tidak dan kita akan lakukan segala cara untuk lepas dari batas tersebut.

Kembali ke kata sabar. Masihkah sabar ada batasnya? Tentunya sama-sama kita putuskan bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Ya.....

Kemudian siapa yang membatasi? Tentu manusia itu sendiri atau diri kita sendiri. Manusia yang menyerah dan merasa kalah. Maukah kita digolongkan ke dalam golongan mereka? Jika tidak, mari kita yakinkan diri bahwa sabar itu tidak ada batas.

Sabar adalah indah dan buahnya manis, jawabannya PASTI dan TENTU.
Sekarang kita sepakat dengan hal itu bukan? Mengapa? karena sabar adalah ujian. Ibarat kita sekolah, bila bisa melalui dan menjawab pertanyaan dengan benar maka kita akan mendapatkan nilai terbaik dan akan naik kelas serta jadi pemenang.

Apakah kita mau menjadi pemenang atas diri kita sendiri? Atau kita jadi petarung yang kalah sebelum kita bertanding? Pilihannya ada pada diri kita sendiri....

Mari sama-sama kita yakini, bahwa :
1. Sabar itu mudah
2. Sabar itu tidak terbatas
3. Sabar itu indah
4. Sabar itu akan berbuah manis
5. Satu lagi tambahan, sabar itu nikmat

Sakitnya sabar adalah kenikmatan terindah yang tiada batas dan pada akhirnya akan berbuah manis.

01 November 2012

Berlindung dibalik Bayangan

Sering kita denger celotehan-celotehan ataupun teriakan-teriakan yang menyombongkan diri, bahwa "Aku bisa, aku telah dewasa dan aku sudah bisa mandiri ibu/bapak" atau juga "Aku bisa lakukan semua itu karena aku pintar dan lihat hasil kerjaku"

Tapi apakah kita lihat itu kreasi dia? Benar-benar ide murni dari dia? Atau hanya contekan dari ide-ide yang sudah ada dan dimodifikasi atau bahkan benar-benar dicontek murni.... Pernahkan kita berkaca, betapa kita telah berjalan jauh namun tetap berdiri ditempat yang sama meskipun baju dan pegangan kita sudah berbeda jauh lebih baik dari sebelumnya?

Itulah yang banyak terjadi saat ini, kesuksesan-kesuksesan semu yang ada di depan mata kita dan semuanya hanya bersifat materialis ataupun kebendaan. Tak sadarkah kita, bila kita lakukan ini secara berkelanjutan dan terus-menerus akan mengantarkan kita ke kehancuran.

Banyak diantara kita yang masih hidup berlindung dibalik bayangan sosok individu dan meneriakkan dirinya sebagai individu yang dia pinjam bayangannya. Banyak diantara kita yang masih berlindung dibalik bayangan kesuksesan dan akhirnya dia hancurkan dirinya sendiri secara perlahan.

Apakah kita akan melakukan itu...?
Atau kita sudah melakukannya???

Mari sama-sama kita sadar dan mengkoreksi diri, apakah kita sudah menjadi diri kita sendiri dan apakah kita memang sudah pantas untuk dijadikan panutan untuk diri kita sendiri?

Masihkan kita berlindung dibalik bayangan? Atau kita sudah berdiri diatas bayangan itu?