sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

21 December 2013

Sandal Jepit

Sandal jepit.. apa yang sering kita pikirkan tentang sandal jepit? Siapa yang gak tahu sandal jepit? Dari kalangan terbawah sampai kalangan terhormat pasti tahu.. Sandal jepit begitu merakyat dan disukai semua kalangan.

Sandal jepit telah berkembang sesuai dengan jaman dan tuntutan model, harganyapun terjangkau oleh semua kalangan. Sandal jepit bisa kita dapatkan dari harga 8 ribu sampai 800 ribu bahkan jutaan. Namun berapapun harganya, apapun bentuknya, apapun modelnya, tempatnya tetap dibawah.

Bagi saya sandal jepit telah menjadi guru saya, saat pertama kali saya belajar usaha dan belajar mandiri. Sandal jepit juga selalu menemani saya dimanapun dan kemanapun saya bepergian, dia begitu simple dan sederhana. Sandal jepit telah melindungi kaki saya dari kerikil, tanah, becek, kotoran dan mungkin benda2 lainnya yang bisa melukai kaki saya.

Iyyaaa.. Sandal jepit terjangkau dan disukai semua kalangan, baik tua-muda, kaya-miskin, laki-perempuan, siapapun.

Iyyaaa.. Sandal jepit mau seindah apapun bentuknya dan semahal apapun harganya, tempatnya tetap di bawah sebagai alas dan pelindung kaki.

Sandal jepit adalah simbol kesahajaan dan ketulusan. Sandal jepit adalah alas kaki yang jadi tumpuan pemakainya.. selain melindungi, dia juga bisa mempercantik kaki pemakainya. Namun begitu dia masih mau bersentuhan dengan tanah, bermandikan air lumpur dan bahkan terkena kotoran. Kita sering memandang rendah dia karena posisinya yang dibawah, sadarkah kita bahwa sandal jepit telah memberikan manfaatnya yang besar untuk kita. Dia begitu besar, meskipun sering dipandang sebelah mata atau dianggap sepele atau rendah.

Sandal jepit telah melindungi kaki kita tanpa kita harus melakukan atau mengenakan sesuatu yang lain, cukup sandal jepit itu sendiri. Berbeda dengan sepatu, jika kita tidak menggunakan kaos kaki akan membuat bagian dari kaki kita menjadi lecet. Apakah sepatu benar-benar melindungi kaki kita? Kalo benar dia melindungi kaki kita, kenapa kita harus menggunakan kaos kaki? Siapakah yang melindungi kaki kita jadinya? Sepatu atau kaos kaki? Tapi apakah jika kita gunakan kaos kaki aja tanpa sepatu, kaki kita jadi terlindungi?

Apakah sepatu sebenarnya melindungi kaki kita, karena dia bisa membuat kaki kita lecet bila kita tidak menggunakan kaos kaki. Sepatu malah bisa mencelakakan kaki kita, dia tidak melindungi kaki kita.

Sepatu hanya sebuah simbol, simbol formal dari sebuah peradaban. Sepatu hanya mengorientasikan kita pada sebuah kerapihan, kehormatan dan estetika. Sejak sekolah kita diwajibkan memakai sepatu, agar kelihatan rapi dan terpelajar. Poinnya hanya untuk "kelihatan", pemakai sepatu dan pemberi aturan pemakai sepatu hanya ingin dilihat. Tidak ada ketulusan disana, ketulusan untuk melindungi kaki kita.

Bahkan mungkin sepatu hanya akan membuat diri kita tidak peka, karena para pemakai sepatu biasanya selalu berada di perkantoran-perkantoran atau gedung-gedung atau pergaulan-pergaulan yang rata-rata pemakainya kaum berada. Tanpa kita sadari sejak kecil kita telah dididik dan untuk bergaul dengan orang-orang bersepatu yang nantinya hanya ada di perkantoran dan gedung-gedung. Kita tidak dididik untuk merasakan pemakai sandal jepit, merasakan bagaimana perihnya saudara-saudara kita yang sangat bersyukur ketika bisa makan satu kali dalam sehari.

Bilamana diantara kita ada yang mendapatkan amanah untuk memimpin suatu kaum atau kelompok, menjadi apakah diri kita? Sandal jepit atau sepatu. Sandal jepit yang dengan ketulusan dan kesederhanaannya melindungi kaki kita. Atau sepatu yang bila dilihat sangat terhormat dan rapih, namun bisa mencelakakan kaki kita bila tanpa kaos kaki. Semoga kita salah satu diantara pemimpin-pemimpin yang mengutamakan kepentingan, kesejahteraan dan kemakmuran bawahannya. Dan bukan pemimpin yang selalu ingin dilihat baik atas semua tindakan kita, namun sebenarnya mencelakakan.

Sandal jepit, sebuah nilai yang besar dalam balutan kesederhanaan dan kesahajaan.

12 December 2013

Senja Kerinduanku



Senja kedua di tepi lereng, kutepekur aku diatas batu lempeng dibawah pohon pinus
Dengan ditemani sebotol kopi dingin dan kacang rebus
Cahaya senja menyeruak manja dibalik awan kelabu
Selamat sore senjaaa…. seperti biasanya aku menyapa dan menikmatimu

Aku mulai berkhayal tentangmu
Imajinasikupun berkembang bersama lembayung
Bayangan senja yang selalu menghadirkan rasa, rasa yang begitu indah dan menenangkanku
Tanpa kehadiranmu disisiku, aku nikmati indah bayanganmu
Tanpa anggun senyummu yang terindah, akankah kita bertemu
Senja… entah kenapa engkau enggan menatapku
Kau sembunyi dibalik awan kelabu.. apakah engkau tak tahu isi hatiku..
Aku merindumu tanpa mengenal batasan waktu…
Senja… apa kabarmu disana?

Saat sang mentari mulai beringsut di ufuk barat, engkau mulai menggeliat syahdu
Dengan pesonamu yang memerah jingga manja, engkaupun berirama merdu
Senja.. aku terpesona dibuatmu dalam duniaku yang begitu abstrak dan terasa absurd
Semua terasa berbeda, aku begitu memujamu..
Senja… sedang apa dirimu?

Senja.. engkau bukan malam ataupun pekat pilu
Engkau begitu hangat, belaimu terasa sejuk..
Tiada rasa panas menyengat atapun dingin yang begitu menusuk..
Engkau begitu sederhana, apa adanya.. tanpa geliat jemu
Meski mata tak selalu bertemu, namun batinku selalu setia memeluk angan dan imajinasimu
Senja… mungkinkah engkau menjelma nyata?

Lebih dari sekedar rasa terindah, nyata bersamamu aku bahagia
Senja, rasa ini begitu nyata… bukan seperti bayangan fana atau imajinasi klise-ku
Manja sikapmu mengurai keteduhan disetiap alur rasaku..
Engkau selalu membawaku dalam bulir-bulir rindu
Begitu merindu… merindu biru.. merindu syahdu
Senja… aku rindu kamu

Inikah yang dinamakan rindu? Kembali aku imajinasikan sosokmu..
Sensasi rindu ini seperti awan, terlihat tebal dan padat membatu..
Namun sebenarnya begitu rapuh
Rapuh akan waktu yang belum ijinkan untuk bertemu
Senja.. akankah bertahan rasa rindumu?

Terbayang indah masa depanku bersamamu
Kita nikmati tiap detik yang sempurna berbalut cinta darimu
Egoiskah diriku untuk ingin selalu bersamamu? Menikmati hal terindah dan termanis setiap waktu
Meski akhir rasa ini tampak begitu kelabu, keyakinan akan cinta terindah akan bersatu
Seperti saat ini, keyakinan yang akan selalu mempertemukan kita pada sebuah tempat yang dinamakan rindu
Senja… dalam setiaku aku merindumu

Dalam keyakinanku, entah kenapa begitu nyata dan membiru
Dalam semburat jingga, aku merasakan pipimu yang tersipu malu
Dalam semilir angin, aku merasakan belaianmu disekujur tubuhku
Dalam kehangatan mentari menuju peraduan, aku rasakan dekapanmu
Senja.. aku tetaplah sama seperti kemarin dan kemarinnya hari sebelumnya, tetap diriku
Meskipun waktu merubah waktu setelahnya, aku masih disini menunggumu
Senja.. aku masih setia bersama bayangmu

Meski senja masih tetap sama, aku masih selalu mengagumimu, mengagumi setiap detil tentangmu
Meski rasa ini belumlah sempurna, namun engkaulah hal terindah dalam hidupku
Senja.. setiaku bersama rinduku untukmu
Senja.. kuingin memiliki dirimu, hatimu, duniamu dan cintamu

Sore ini, kembali kubayangkan dan kugambarkan duniamu dengan pesonamu yang baru
Memasungku dalam waktu dan debar kerinduanku, debar asa nan syahdu
Dirimu dan cintamu begitu nyata, menjelma dalam setiap angan dan mimpi terindahku
Dalam mimpi itu, kau buat hatiku pada satu keyakinan.. bahwa hatiku hanya untuk kamu
Tempat dimana hatiku berlabuh
Tempat dimana akan aku habiskan sisa hidupku
Tempat dimana cintaku berakhir… bersamamu
Senja… aku sayang kamu

Bila esok aku tak sanggup bermimpi kembali, sadarkan aku dan terbangun menatap indah matamu
Tiada lagi yang akan mampu menampar kehampaanku, hanya dirimu
Namun.. bila senja tak lagi sama, akankah aku tetap berarti dan bermakna di duniamu
Akankah kerinduan akan hadir saat kita terpisah jarak, ruang dan waktu
Senja.. sungguh aku mencintaimu tanpa logika yang tak akan pernah kau tahu
Senja.. sungguh aku mencintaimu tanpa ada keinginan untuk berhenti mencintaimu

Saat matahari makin surut, bayangmupun makin kelabu
Kulantunkan namamu dalam senandung rindu
Maafkan aku yang telah lancang mencintaimu dan merindumu
Senja.. tahukah kamu? Aku jatuh cinta ditiap gerak keanggunanmu
Memimpikanmu, hadirkan anugerah sempurna yang terindah ditiap malamku
Senja.. setitik cahayamu, telah menyinari waktuku
Kau ajarkan aku apa arti merindu
Senja.. akankah kita bertemu kembali?

Aku rindu kamu, tanpa mengenal waktu

* inspirasi : Rama Shinta, Senjakala