sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

26 April 2014

60 menit di Vientiane



Waktu menunjukkan pukul 23:00 dan hawa dingin sangat menusuk terasa begitu aku keluar dari mobil. Udara di Vientiane mala mini kenapa terasa begitu dingin, apakah aku salah kostum yaa..? Aku minta tolong Imron untuk kasih aku waktu sendiri dan kalo mau temenin agar cukup ikuti aku dari jauh saja, karena kau memang lagi ingin menenangkan diri dan pikiranku.

Dinginnya udara Vientiane makin membuatku membeku dalam lelah, kususuri Rue Francois Nguin yang sunyi. Kakiku terus berjalan menuju taman kecil yang ada di tepi sungai Mekong, disanalah aku berjanji bertemu Vienna-ku. Masih terngiang di pikiranku kalimat di email yang dia kirim 5 hari lalu, bahwa tidak ada seorangpun yang bisa mengendalikan dan membelenggu sebuah hati. Namun bila memang hati itu telah terikat satu sama lain, terpisahkan oleh apapun mereka akan tetap berbicara meskipun hanya lewat tanda dan rasa.

Vienna sangat jarang dan hampir tidak pernah mengirimkan email, bahkan setelah perpisahan kami yang lebih dari 6 tahun, email dari dia tidak lebih dari 10 kali. Namun entah kenapa, kami selalu bisa merasakan bila salah satu dari kami sedang dalam belenggu keletihan dan kepenatan di hati kami.

Tak terasa 10 menit sudah aku berjalan dan telah tiba di tepian sungai Mekong, aku duduk di salah satu bangku yang ada di taman dan 15 menit lagi Vienna akan duduk disampingku. Setelah lebih 6 tahun kami tidak pernah bertemu, seperti apakah Vienna saat ini? Sosok yang sempat mengisi hidupku selama lebih dari 3 tahun, sosok yang mengenalkan aku akan hati, sosok yang mengenalkan aku bagaimana caranya kita menjadi manusia, sosok yang mengenalkanku akan ketidak sempurnaan, sosok yang sangat sabar menjadi penyeimbangku saat aku mulai limbung. Namun ternyata perjalanan hidup menuliskan hal berbeda dengan rencana kami, akhirnya kami terpisah jarak dengan waktu tempuh hampir 15 jam dengan menggunakan pesawat terbang. Memang  kebersamaan kami tidaklah lama, entah kenapa hati kami seolah masih selalu bersama.

Samar kulihat sosok anggun dengan gaun putih kombinasi kerudung garis warna biru mendekat ke arahku, masih sangat bersahaja dengan senyum yang bisa meneduhkan siapapun yang memandangnya. Sorot matanya yang tajam namun teduh, benar-benar sangat aku kenal dan merupakan sorot mata yang selalu bisa membuatku melembut. Tutur katanya yang lembut dan sorot matanya yang meneduhkan, benar-benar kombinasi yang sangat membuatku nyaman disertai dengan kelembutan belain tangannya. Ya Allah, gerangan apakah yang aku rasakan saat ini?

Ada rasa rindu, sedih, sakit, bahagia, senang dan rasa lainnya yang tak terlukiskan saat kami bertatap muka. Tak kuasa kumenahan air mata untuk menetes keluar, seolah kuingin mengadu bahwa aku sangat-sangat merindukan dan membutuhkan dia. Kami memiliki waktu yang sangat sedikit dan terbatas, karena aku harus pergi lagi sebelum pukul 23:50. Tak banyak yang kami bicarakan, hanya sekedar kabar dan aktifitas apa yang kami kerjakan sekarang. Memang benar kalo cinta tidak akan pernah salah, karena ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Bukan aku yang mencari dirimu atau kamu yang mencari diriku, tapi cinta tepah menyatukan dua hati yang berbeda.

60 menit di Vientiane dan 20 menit pertemuan kami, benar-benar memiliki arti jauh lebih besar daripada jarak dan waktu tempuh yang harus kami jalani. 20 menit yang sanggup mengobati kegundahan hati kami, 20 menit yang telah menunjukkan ke kami bahwa hati kami masih bersama, 20 menit yang membuka mata kami bahwa masih ada cinta disana.

22 April 2014

Meminta Saja Belum Tentu Dikabulkan, Apalagi Tidak...



Berawal dari ketidak sengajaan bertemu dengan kawan lama di terminal 2 Bandara Juanda, sampailah obrolan pada topic dia sudah capek untuk berdo’a dan apalagi untuk meminta atau memohon kepada Allah SWT atas segala sesuatunya. Karena dia merasa semua do’a-nya tidak pernah dikabulkan. Apakah kawan lamaku ini tidak pernah membaca atau mengetahui bahwa Allah SWT akan mengabulkan segala permohonan hambaNya, seperti janjiNya yang tercantum dalam QS Al Mukmin:60 yang bunyinya ''Mintalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya''.

Sementara aku hanya dengarkan segala keluh kesah dan kekesalan dia, serta kelelahan dia atas keseharian yang dia hadapi. Padahal kalau aku lihat dari penampilan dia, temanku ini termasuk sukses (harta/dunia). Apakah gerangan yang masih belum dia dapatkan? Atau apakah yang masih dia inginkan? Apakah kekurangan yang dia maksudkan? Serta kejenuhan seperti apa yang sedang dia jalani?

Sampailah kemudian kami buka lembar per-lembar halaman beban yang ada di hati temanku ini. Inilah kehidupan kawanku, jangan pernah berjuang sendiri dan libatkan Allah SWT dalam setiap aktifitas. Tidak sedikit yang sudah membuktikannya termasuk aku, bahwa tentang rizqi, jodoh, ilmu, kesehatan dan lainnya mintalah kepada-Nya dan niscaya Dia akan mengabulkannya.

Dan yang membuat aku sedih adalah temanku ini lebih percaya dengan do’a-do’a atau rapalan dari kyai atau orang pintar atau orang yang dituakan atau hal lainnya yang sifatnya syirik. Tak tahukah dia bahwa dia telah menyekutukan Allah. Tak sadarkah dia bahwa sebenarnya Allah SWT sangat menyukai hambaNya yang selalu bersimpuh dan memohon padaNya? Seperti yang tersurat dalam QS Al Baqaroh:186 ''Dan jika hamba-Ku meminta kepada-Ku, ketahuilah bahwa Aku dekat, Aku niscaya akan mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta jika mereka benar-benar meminta''.

Masalahnya yang sering kita temui saat ini adalah kita sendiri jarang mendekat kepada Allah SWT dan jarang meminta kepadaNya. Kita sering terjebak dengan hal lain, dimana kita terlalu mengandalkan logika dan terlalu memperhitungkan aspek matematis serta pandangan sosial. Hal ini yang menjadikan kita lupa memperhitungkan Allah SWT, kita menjadi tidak dekat kepadaNya dan sering sekali saudara kita yang lupa ataupun tidak mau mengakui bahwa diri kita adalah hamba-Nya dan Allah SWT adalah Tuhan kita.

Dan pada saat kehidupan sosial kita sering membuat kita kecewa, kita bawa dalam kehidupan keyakinan (agama) kita. Kekecewaan kita terhadap kegagalan kehidupan sosial kita, kita limpahkan ke Allah SWT dan kita salahkan Allah SWT karena tidak mengabulkan do’a kita. Padahal kita yang lupa untuk selalu berdo’a dan mendekatkan diri kepadaNya serta yakin pada kebesaranNya dan yakin pada permintaan atau keinginan kita. Janganlah kita lupa kunci dikabulkannya do’a kita adalah kepasrahan diri dan pengakuan diri bahwa Allah SWT adalah Tuhan kita serta kita adalah hambaNya, hanya kepadaNya kita berserah diri dan meminta. Yakinlah bahwa sifat Allah SWT tidak sama dengan sifat orang-orang disekitar kita (saudara, kerabat, tetangga atau lainnya).
Allah SWT selalu terbuka atas segala permintaan,
Allah SWT senantiasa hidup dan terbangun, tidak pernah lupa ataupun tertidur,
Kasih sayang Allah SWT kepada hambaNya melebihi segalanya.

Kemudian temanku bertanya lagi, “Bagaimana jika pikiran-pikiran kita sudah dipenuhi hal-hal kotor ataupun pikiran-pikiran bangsat yang menarik kita kedalam kesesatan? Aku malu dan apakah aku masih layak berdo’a? Dan lagi, do’a apakah yang harus aku panjatkan? Tujuankupun aku sudah tidak tahu, entah mau kemana…”

Pertanyaan diatas menunjukkan kita sebagai manusia memang sangat lemah, kita bukan siapa-siapa dihadapanNya. Namun bila kita tidak berdo’a atau bermunajat kepadaNya, sama halnya berarti kita adalah seorang hamba yang angkuh dan sombong. Padahal Allah SWT sudah berjanji pada kita, ''Mintalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya''. Apalagi yang mau kita ingkari? Ingatlah bahwa kita memiliki Allah SWT sebagai tempat kita berlindung dan memohon. Bahkan permintaan untuk mencelakakan orangpun bisa dikabulkanNya (oleh sebab itu kita tidak boleh berbuat yang menyakiti orang lain terutama fakir miskin atau yatim piatu, karena do’a orang yang tersakiti selalu dikabulkan oleh Allah SWT).

Sepertinya hidayah itu belum bertemu dengan temanku ini, begitu lama dia termenung dan begitu sengit dia atas kalimat-kalimat yang aku lontarkan. Semoga hidayah itu segera dia dapatkan, karena hidayah itu ada di tangan Allah SWT dan terbuka serta diberikan kepada siapa saja yang mengakuiNya sebagai Tuhan dan meminta petunjukNya. Sebagaimana tertulis dalam HR Tirmidzi, ''Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali mereka yang Aku berikan hidayah, karena itu mintalah hidayah itu niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian ....'' serta dalam HR Bukhari dan Muslim, ''Siapakah yang ingin berdoa kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan untuknya. Siapakah yang ingin bermohon kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan permintaannya. Siapakah yang akan memohon ampunan-Ku, niscaya akan Kuampuni''.

Berdo’alah dan memintalah dengan penuh penghambaan dan keyakinan, janganlah pernah putus asa untuk selalu berusaha dan bermunajat. Tanpa keyakinan, do’a dan ikhtiar, kita bukanlah siapa-siapa. Bila kita bilang do’a kita tidak pernah dikabulkan, bagaimana bila kita tidak berdo’a? Apa yang akan dikabulkan? Tidak ada. 

Teruslah berdo’a dan ikhtiar, niscaya kita akan menggapainya. Yakinlah Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi kita dan mengabulkan do’a kita, fokuslah pada permohonan kita dalam keseharian kita. Niscaya Dia akan membuat kita bahagia dan dalam segala hal kita akan merasakan kebahagiaan itu.

13 April 2014

sederhana itu tidak mudah



Kata sederhana seharusnya memiliki makna mudah, tidak rumit, mudah dicerna/dilaksanakan, atau juga ringan. Namun fakta dan kenyataannya sederhana itu tidaklah mudah dan bagi sebagian orang sulit untuk melaksanakannya. Bahkan dalam beberapa contoh kasus di keseharian kita yang seharusnya  sederhana, jadi terlihat berat, rumit dan sulit untuk dilakukan. Bagi individu yang bisa melakukannya, maka akan menjadi individu yang sukses dalam hidupnya.

Seperti keinginan kita ingin sehat rasanya sulit banget, padahal cukup bangun pagi, konsumsi makanan sehat, sering minum air putih dan olahraga. Bahkan bagi teman-teman yang muslim, sholat 5 waktu dan tepat waktu sangat membantu dalam menjaga kebugaran badan. Namun banyak sekali hal yang menjadi alasan kita tidak bisa menjalankannya. Sebagai contoh seperti bangun pagi, karena tidur kemalaman atau kecapekan jadi bangunnya kesiangan.

Hal sederhana lainnya contoh rutinitas ibu rumah tangga, dimana kesehariannya bangun tidur membereskan rumah, menyiapkan makanan untuk keluarga dan kebutuhan suami atau anaknya. Meskipun tanpa ilmu matematika atau pehitungan yang rumit, pada kenyataannya pelaksanannya sangat rumit dan malah membutuhkan perjuangan yang tidak sedikit. Bahkan banyak ibu rumah tangga yang mengeluh lelah dan akhirnya menggunakan asisten rumah tangga, dimana ujung-ujungnya saat ini kita makin banyak melihat ibu rumah tangga ngerumpi ke tetangga atau di dunia yang makin terbuka banyak juga yang ngerumpi menggunakan gadget di media social network. Bahkan secara tidak sadar kebiasaan asik dengan gadget ini akan membentuk generasi-generasi individualis.

Dari 2 contoh diatas dari aktifitas sehari-hari yang terlihat sederhana itu dan bila kita lewatkan beberapa hal, ada beberapa kemungkinan kejadian yang akan menjadi rumit penangannya.

Dan secara individu ada yang memandang atau menghadapi kejadian kehidupan ini dengan 2 hal besar, yaitu kejadian yang bisa kita kendalikan dan kejadian yang tidak bisa kita kendalikan. Ada beberapa orang yang dilahirkan dengan sifat perfeksionis, dimana dia selalu berkeinginan semua hal harus berjalan sesuai keinginannya. Orang seperti inilah yang ingin semua hal bisa terlaksana sesuai keinginannya meskipun hal itu sangat sulit untuk dikendalikannya, yang pada akhirnya dia akan lelah sendiri.

Seperti buku yang tertulis dalam buku Adam Khoo “Master Your Mind, Design Your Destiny”, yang kurang lebih intinya hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah focus pada kejadian yang sepenuhnya bisa kita kendalikan. Dimana ketika kita diketemukan pada sebuah masalah dan dituntut segera menemukan solusi, hal pertama yang harus kita lakukan adalah kerjakan dan selesaikan yang bisa kita kendalikan/selesaikan. Untuk hal yang tidak bisa kita kendalikan, abaikan dan yakinlah akan ada yang bisa menyelesaikannya.

Kita diciptakan sempurna dengan dilengkapi otak dan akal, otomatis kita akan menjadi makhluk dengan berjuta impian dan kepentingan. Ketika hidup kita mulai penat, lelah dan terasa sesak, mungkin kita harus belajar untuk mulai menyederhanakannya. Mana yang akan kita pilih, mana yang akan kita raih, mana yang akan kita capai, atau mana yang akan kita abaikan dan tinggalkan.

Hidup itu akan menjadi sanngat sederhana jika kita mengetahui kemana tujuan akhir kita dan untuk menuju kesana kita hanya perlu satu alat atau kendaraan yang tercepat dan ternyaman. Seandainya kita punya banyak kendaraan, kita akan sibuk mencari kunci atau sibuk mengisi bahan bakar atau sibuk merawat/menservis kendaraan kita dan ujung-ujungnya kita tidak memulai satupun untuk diselesaikan.

Individu yang memiliki pola pikir sederhana adalah individu yang memiliki pola hidup sukses, dan ada 5 hal yang harus dimiliki untuk menjadi individu sederhana dan sukses :
1. Keyakinan diri yang positif
2. Melakukan yang seharusnya dilakukan
3. Membangun kebiasaan yang positif (bisa melakukan 2 hal diatas secara berkelanjutan)
4. Membentuk kebiasaan produktif
5. Memiliki sikap kompetitif

Sederhana adalah kata yang mampu memberikan ketenangan dalam dada, apakah kita termasuk orang yang sudah memiliki pola pikir sederhana?

10 April 2014

Ketika Kerinduan dibalas Kemarahan

Cinta itu sederhana, cinta itu perhatian, cinta itu kasih, cinta itu kerinduan. Hal terbesar saat kita sedang bercinta dan mencintai adalah kerinduan saat pasangan kita tidak ada disisi kita. Namun apakah yang terjadi bila kerinduan itu dibalas kemarahan?

Jadi teringat cerita dengan si anjing kecil Roscoe :
 
Terkadang kita pulang ke rumah dan hari sudah gelap. Sepertinya anjing kita akan menerjang kita dengan energi yang jauh lebih besar, lebih besar dari kangen biasa ketika kita buka pintu belakang itu. Seandainya kita tahu, sepanjang hari tanpa kita, memori anjing dalam bentuk gambar slideshow satu demi satu terbayang di benak anjing: melihat kita naik tangga, membaca koran, membersihkan Honda, melakukan sesuatu di dapur, memakai sepatu. Tanpa kita, anjing akan mulai ber-interaktif dengan barang-barang yang berhubungan dengan kita: sepatu, koran, pakaian yang masih tergeletak di lantai waktu kita pergi tadi. Sebagai pemilik anjing, kita sering lupa kalau anjing itu sifatnya sangat terbuka dengan kepolosan yang ada.
Sebagai contoh, si Roscoe tidak mendapatkan tuannya dan rindunya tidak kepalang, minimal dia bisa menyatukan dirinya dengan barang-barang kita dengan memulai menggigit, mengunyah, malah menelan barang-barang yang masih memiliki bau/aroma kita untuk mencapai kepuasan 'bertemu' dengan tuannya. 

Setiap ada bunyi di balik pintu, dia akan selalu berpikir apakah itu tuannya. Menatap pintu itu dalam dalam dan akhirnya kecewa. Ketika mendengar ada suara tuannya di balik pintu itu dan dia dengan adrenalin yang begitu kuat siap menyambut (menerjang lebih tepat) tuannya dengan semangat dan energi yang besar, ternyata suara itu makin mengecil dan hilang dengan suara motor yang semakin menjauh. Hari pun gelap, tapi harapan bertemu tuannya tidak pernah sirna. Dan kali ini dia benar, pintu itu terbuka dan tuannya datang sambil memanggil namanya. Si Roscoe melompat, menerjang, melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan wajah tuannya untuk dijilat tanda sayang dan setia. Tapi tuannya merasa jijik dijilati dan melarang dengan marah. Terjangan si anakan Roscoe membuat tuannya tercakar dan sakit. Tuannya mundur beberapa langkah menghindar dan kemudian memarahi si Roscoe dengan keras. Hari demi hari, si Roscoe kecil dihukum semakin berat dan lebih berat. Pukulan menjadi lebih kencang dan hardikan menjadi sesuatu yang biasa dalam berkomunikasi dengan si anakan itu.

Nah, apa yang salah dengan gambar di atas? Emosi, harapan dari si kecil Roscoe tidak klop dengan apa yang dia bayangkan. Cinta yang mendatangkan luka. Kok bisa ya? Apa salah saya? Kapan kita main lagi? Tapi si kecil Roscoe tetap tidak akan menggadaikan cintanya. Hari demi hari cinta tersobek sedikit menjadi sepotong trauma, berubah menjadi takut, menjadi luka cinta yang mungkin tak terobati dalam waktu singkat. Perasaan salah menghantui bercampur rindu, sayang, dan ingin dekat terus dengan tuannya bukanlah hal yang mudah untuk seekor puppy yang baru di rumah kita.

Ketika kita melihat anjing kita selalu datang dengan kepala tunduk, malah kadang terkencing sedikit, lalu sedikit lagi, tapi dengan ekor yang bergoyang-goyang, ketika kita melihat anjing kita membuang kotoran tidak teratur setiap bertemu dengan kita. Artinya telah menjadi pemilik yang tidak baik dan mental anjing ini sudah rusak.

Apakah tindakan diatas bisa juga terjadi di diri kita atau pasangan kita? Apakah kita akan merubah rasa cinta itu menjadi luka? Seandainya kita ingat akan harapan sederhana saat kita diketemukan dalam cinta, adalah kenyamanan dan kehangatan.

*sumber :