Ketulusan
adalah perwujudan dari sebuah tindakan yang dilakukan dengan segenap hati, penuh
tanggung jawab dan amanah tanpa berharap timbal balik dari apa yang
dilakukannya. Kata lain dari ketulusan dari sisi agama adalah keikhlasan,
merupakan sebuah persembahan amal hati yang paling tersembunyi dan amal
perbuatan yang hanya berharap tampak pada keridloan dan kecintaan Sang
Pencipta.
Lalu
apakah pada saat kita beribadah dan berbuat baik hanya untuk mengharapkan
sebuah amalan kebaikan yang tujuannya berharap atas kenikmatan surga termasuk
kategori sebuah ketulusan? Kalo kita berharap surga, bagaimana jika ternyata
tidak ada surga, apakah kita tetap akan beribadah dan berbuat baik? Firman
Allah SWT dibawah bisa menjadikan jawaban atas pertanyaan di atas :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku
(Al-Dzariyat : 56)
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ
لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ
دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah : 5)
Sangat
jelas disebutkan bahwa dalam setiap amal hati dan amal perbuatan kita harus
disertai kemurnian niat hanya karena tunduk kepada Allah SWT, sehingga akan
bersih dari riya’.
Pada
dasarnya setiap manusia memiliki benih ketulusan, namun sering tidak kita
sadari bila benih tersebut tidak tumbuh dengan sempurna atau bahkan tetap
berwujud benih. Mungkin karena dari kecil kita selalu diajarkan beribadahlah,
karena nanti kita akan mendapatkan surga Allah SWT. Jadi tertanam dalam diri
kita, jika kita menginginkan surga maka beribadahlah dan jauhi semua yang
dilarang.
Ya
Allah, bimbinglah hambaMU untuk bisa selalu belajar dan makin baik dalam setiap
amalan hati dan amal perbuatan hambaMU untuk mencapai ketulusan yang haqiqi.
Ketulusan
hati merupakan sebuah kualitas suatu perbuatan yang sesungguhnya. Sebuah ibadah
dengan penghambaan yang sesungguhnya adalah ketulusan atau keikhlasan. Meski
terkadang ketulusan hati tampak hina dimata orang lain, namun jika hati kita
memang tulus bukankah kita tidak perlu khawatir dengan anggapan orang.
Sesuatu yang dilakukan dengan ketulusan, akan memiliki rasa yang jauh lebih baik dari pada
sesuatu yang berkualitas baik tapi tiada ketulusan didalamnya. Karena hati yang tulus memberi, tak akan gelisah jika tak ada yang membalas
jasanya. Dan hati yang tulus memberi tak akan bersedih jika niat baiknya justru
dianngap buruk oleh orang lain.
Memang tidak selalu bisa bisa memberi dengan penuh ketulusan, tugas kita hanyalah terus memberi
kebaikan. Karena jika semua orang baik harus menunggu jiwanya tulus baru
memberi. Maka akan semakin banyak orang di dunia ini yang menderita.
Setiap saat kita harus berusaha semaksimal
mungkin untuk tulus dan jika tak mampu maksimal setidaknya kita belajar untuk tulus pada setiap perbuatan dan
tindakan kita, maka perasaan kita akan bahagia dan
kebahagiaan ini jauh lebih berharga dari apapun yang kita berikan.