sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

08 December 2014

Perjalanan Hati



Mentari telah menunjukkan lelahnya, sinarnya yang temaram hendak berselimutkan malam. Kereta api Kedung Sepur membawaku dari ibukota Jawa Tengah ke sebuah kota kecil yang sering disebut sebagai kota wali. Kereta ini memiliki rute dari Weleri, Kaliwungu, Mangkang, Semarang Poncol, Alastua, Brumbung dan berakhir di Gubug. Brumbung adalah stasiun yang ingin aku tuju, tidak ada tujuan tempat yang pasti dalam perjalanku kali ini, aku hanya ingin mengunjungi beberapa masjid di kota wali.

Suasana kereta begitu rame dan riuh dengan beberapa celotehan dan senda gurau penumpang kereta yang sepertinya mereka sudah tiap hari menggunakan kereta ini untuk pulang pergi. Suasana kereta yang rame, sama sekali tidak mengusik diriku dari kesunyian yang saat ini aku rasakan. Sesekali ibu di sebelahku mengajakku ngobrol dan lambat laun obrolan dia menyadarkanku bahwa aku tidak boleh ego dan tenggelam dalam kesunyianku.

Ibu itu bercerita kenapa dan alasan dia pergi ke ibukota Jawa Tengah, dia mencari suaminya yang sudah lebih 2 minggu tidak pulang ke rumahnya setelah terjadi pertengkaran besar diantara mereka. Suaminya yang bekerja sebagai buruh pabrik di ibukota Jawa Tengah itu, biasanya selalu pulang setiap minggu. Beberapa bulan terakhir si ibu merasa ada keanehan pada suaminya, dia merasa ada pihak ketiga (wanita lain) diantara dia dan suaminya. Sampai suatu saat dia secara tidak sengaja mendengar suaminya menerima telepon dan suara diseberang seperti suara wanita, setelah itu dia coba cek handphone suaminya dan dia temukan beberapa SMS dan banyak history call-nya dengan wanita tersebut. Dan meledaklah kecurigaan yang selama ini dia simpan, suaminya menghindar dan pergi setelah terjadi adu mulut diantara mereka. Ternyata setelah dia cek ke tempat suaminya bekerja, suaminya telah pindah kerja sejak 2 bulan yang lalu dan nomer telepon suaminya tidak bisa dihubungi/mati.

Aku hanya bisa mendengar dan bisa merasakan kesedihan serta sakit yang dirasakan ibu tersebut, tidak ada yang bisa aku lakukan selain bilang untuk bersabar dan mengadu kepada Allah SWT. Karena hanya DIA-lah tempat terbaik untuk mengadu dan tidak akan mungkin DIA memberikan cobaan yang umatnya tidak akan mampu menerimanya. Bersyukurlah karena sudah dibukakan mata kita atas kenyataan apa yang terjadi saat ini, meskipun terlalu cepat bagi ibu tersebut dan terlalu pahit dirasakannya, namun itulah hal terbaik yang ditunjukkan-NYA.

Kamipun terpisah di stasiun Brumbung tujuan perjalananku, sedangkan ibu itu masih melanjutkan perjalanannya sampai stasiun Gubug.

Sebuah cerita yang mungkin sudah biasa kita dengar dan sering kita lihat, sebuah kejadian yang kembali mengingatkan kita untuk terus selalu belajar apa itu ikhlas dan bagaimana untuk bersikap ikhlas.

Tidak ada yang bisa menebak isi hati seseorang dan tidak ada yang bisa memegang sebuah hati. uhTidak ada yang bisa menebak kapan cinta itu datang dan pada saat dia datang akan sangat sulit kita menolaknya. Siapapun bisa suka sama seseorang, atau bisa juga suka sama adiknya, kakaknya, saudaranya, atau juga bahkan suka sama ayah/ibu-nya. Tinggal bagaimana orang tersebut menyikapi saat rasa suka dan cinta itu datang.

Bila cinta itu ingin pergi, tidak akan ada juga yang bisa menghalanginya. Usaha apapun yang dilakukan untuk menahannya, jika dia tidak ada keinginan disamping kita dan dia tidak berada disisi kita, yang terjadi akan sakit dan saling menyakiti. ( baca : ketika rasa cinta berubah menjadi benci, http://goo.gl/WsDQES )

Bila cinta itu pergi, bukan saatnya kita tetap diam dan melihat kepergian dia beserta janji yang telah dia berikan ke kita. Tapi itu adalah saat yang tepat bagi kita untuk segera melihat apa yang akan kita hadapi selanjutnya dan bukan lagi melihat apa yang sudah kita hadapi. Jadikan kepergian dia sebagai pembelajaran kita untuk kedepannya, barangkali itu sebagai pembelajaran atau karma atas apa yang pernah kita lakukan dan mungkin juga dia bukanlah individu terbaik bagi kita.

Banyak hal yang aku temui dalam perjalananku kali ini, namun kebisingan dunia belum bisa mengusikku dari rasa sunyi ini.

Beberapa hal yang aku dapat dari perjalananku kali ini dan satu hal yang utama adalah kemurnian hati tidak akan dapat dinilai dari penampilan dan sikap dia saat ada disisi kita. Kemurnian hati bisa dilihat dari perkataan atas lisannya yang bisa dipercaya, sikap yang bisa meneduhkan hati dan perbuatan yang menjaga kepercayaan.

cinta tidak akan merubah hal yang tunduk menjadi angkuh…
atau merubah hal yang lembut menjadi amarah…
atau merubah hal yang sejuk menjadi gerah…