sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

27 January 2015

Perjalanan Hati - Mimpi



Ini adalah malam ke-5 aku terbangun pukul 02:00 dini hari, masih terasa sangat sakit dan nyeri seluruh badanku. Rasa sakit dan sesak di dada ini, telah menjalar dan merasuk diseluruh tubuhku yang dilewati aliran darahku.

Malam masih terasa sepi, kehampaan ini makin menambah sepi dan senyapnya malam-malam yang aku lalui. Aku tahu dan sadar bahwa malam akan selalu terasa sepi, oleh karena itu diciptakanlah bulan dan bintang untuk memperindah malam agar kita tidak lagi merasakan sepip saat malam tiba. Namun entah kenapa beberapa mala mini terasa sangat sepi dan senyap.

Malam ini aku terbangun oleh mimpi yang aneh, mimpi yang teramat nyata dan entah apakah artinya mimpi itu.

Aku menatap ke arah tempat yang teramat jauh, tempat yang tak nampak dan hanya gelap disana. Asap kopi masih menari diantara kami dan makanan di meja masih belum tersentuh, masih di tempat sediakala disajikan di meja kami.

Saat aku alihkan pndanganku ke arahnya, masih nampak rona sedih dan masam dimukanya. Sampai kemudian dia mengumpat sebal, “Dasar brengsek!! Dia tinggalin aku… dia campakkan aku! Padahal khan aku tiap hari dan tiap saat selalu kabari dia sesibuk apapun aku dan apa saja yang aku lakukan?!”

“Kadang kehadiran lebih dibutuhkan daripada perhatian”, jawabku menenangkannya

“Iya.. tapi khan dia harusnya tahu kesibukanku, dan apa yang aku lakuin sekarang adalah demi masa depan  kami.”

“Masa depan kamu kali, bukan kalian… setidaknya kamu tahu dia berbeda pikiran” sergahku

“Kok kamu malah belain dia sich….” jawabnya membela diri dan mempertanyakan pembelaanku terhadap kekasihnya.

Aku hanya tersenyum melihat kegusaran dia karena aku malah membela kekasihnya dan bukan dirinya.

“Maksudnya aku yang salah? Kok aku yang salah? Khan dia yang ninggalin aku, aku sudah lakukan semuanya dan aku selalu ada saat dia butuh aku. Dia dong yang salah!”

“Selalu ada saat ditelpon? Atau selalu ada disisinya?”  timpalku.

“Jadi menurut kamu, kamu tidak salah dan tidak memiliki andil atas apa yang dia lakukan?” tanyaku kembali, karena dia tidak kunjung menjawab pertanyaanku sebelumnya.

“Tidak” jawabnya cepat dan kemudian diam, lama sekali dia terdiam….

Kemudian aku terbangun dari mimpiku…