sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

12 April 2015

dejavu - devil's, in the form of love



Satu kalimat yg pernah aku ingat adalah Untuk mendapatkan sebuah hati sangatlah tdk mudah, meskipun terasa mudah saat diketemukan. Namun kepergiannya sangatlah mudah, meskipun kita rasakan berat untuk melaluinya. Dan yg perlu diketahui juga bahwa tidak ada yg salah atas perasaan yg timbul dari hati tersebut, terlebih bila dia membawa ketenangan dan menjadikan diri kita lebih baik.

Namun sesungguhnya tidak akan kita dapatkan sebuah hati, bila hanya serpihannya karena terciderai atas sebuah pengingkaran dan pengkhianatan atasnya. Dan sebenarnya hati yang ingkar itu akan menjadikan hati yang selalu haus akan perhatian dan tidak akan puas dengan sebuah hati. Jangan jadikan hati kita atas sebuah pengingkaran yang akan menciderai sebuah hati, karena sesungguhnya hati yg selalu menciderai janji, dia tidak akan tenang dan nyaman dimanapun kapanpun.

Seperti sebuah dejavu bertemu dengan Cecille di Lawson semalam, dia cerita tentang kekasihnya yang selalu menghindar dan ingkar bila ditanya tentang janji. Janji untuk segera mengikat Cecille untuk membangun sebuah mahligai rumah tangga.

Pertanyaan yang tiba-tiba dari Cecille yang baru kenal, karena kebetulan tempat duduk di Lawson penuh dan dia duduk semeja di depanku., “Jika seseorang tulus mencintai kita dan mengaku cinta kepada kita, dan dia tahu bahwasannya kita juga cinta kepadanya. Apakah mungkin dia akan tega mengecewakan dan menyakiti hati kita? Apakah mungkin dia akan mengingkari janji yang pernah ucapkan kepada kita?

Dia cerita panjang lebar dari awal dia mulai kenal dengan sang kekasih, sampai akhirnya kekasihnya pergi setelah dia tagih semua janji yang dahulu diucapkan diawal mereka memadu cinta.

Tidak ada yang bisa aku jawab dengan semua cerita Cecille, selain hanya mendengarkannya. Karena sebuah hati tidak bisa dijawab dengan satu kepastian, karena dia hanya membenarkan apa yang dia rasakan dan sering kita tidak sadar bahwa apa yang kita rasakan dan lihat adalah perwujudan dari setan dan menampakkan diri sebagai sebuah cinta. Dia akan tampak cantik atau tampan, dia akan tampak perhatian dan penuh kasih, dia akan tampak begitu menenangkan dan membawa kita dalam sebuah permadani Indah yang bernama cinta, kasih dan sayang.

Karena ketahuilah bahwa lawan jenis kita adalah sebuah aurat, bila dia keluar dari rumah makan setan akan mengesankan kita dengan kecantikan dan ketampanan yang amat sangat bagi yang bukan mahramnya.

Setan yang berwujud cinta, telah mengaburkan kita dan membuat setiap yang terlarang itu begitu Indah dan menarik.  Karena cinta kita terhadap sesuatu akan membuat kita buta dan tuli. Jangankan klita yang tidak terikat dalam sebuah pernikahan, yang terikat sebuah pernikahan lebih sering terjebak dalam tipu daya Setan.

Setan mengaburkan pandangan dan akal sehat kita, dengan sekuat tenaga dia menutup mata kita yang sedang terhanyut dalam buai badai asmara dan cinta kasih. Karena hanyut dalam badai tersebut, mata kita menjadi buta dan telinga kita menjadi tuli.

Setan juga mengaburkan pandangan dan akal sehat kita, dimana seringkali sebuah hubungan rumah tangga yang sudah tidak memiliki cinta dan demi nama baik dan kehormatan dimata orang-orang sekitarnya, mereka tetap bertahan didalamnya dan tidak sedikit yang tidak menyadari putusnya hubungan pernikahan mereka dan akhirnya dalam hubungan mereka menjadi sebuah perzinahan.

Akan tetapi saat kita diketemukan dalam sebuah kondisi tatkala hubungan kita telah halal, maka setan membuka tabirnya dan setan berbalik membendung badai asmara yang telah menggelora dihati kita. Saat itulah kita melihat pasangan kita yang sesungguhnya. Keterikatan dua buah hati tidak hanya paras muka, kedudukan social dan harta, namun lebih luas lagi daripada ketiga hal itu.

Lantas bagaimana kita bersikap, bila menghadapi hal tersebut? Berbuatlah sewajarnya, senantiasa gunakan nalar dan hati nurani. Cinta yang sesungguhnya bukan karena dia pasangan kita, bukan hanya kehadiran dia yang kita cintai, namun lebih luas lagi cinta kita akan kecintaan kepada Allah SWT. Saat kekasih kita makin mendekatkan diri kita terhadap cinta kita kepada Allah SWT, itulah cinta yang sesungguhnya.

Pertanyaan selanjutnya, siapakah sebenarnya yang layak kita cintai dan mendapatkan cinta kita? Maka jawabannya adalah bila ada seseorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu untuk meminta hatimu untuk halal, maka terimalah hatinya. Karena bila tidak demikian, sesungguhnya dia hanya akan membuat kekacauan dan kerusakan.

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh dan akhlaq yang Mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, tidak pula luntur oleh air hujan dan tidak akan putus walaupun ajal menjemput. Sesungguhnya orang yang semasa hidup saling mencintai, pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian lainnya kecuali orang-orang yang bertaqwa.

Pesan yang bisa aku sampaikan adalah cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh dan akhlaqnya, agar cintamu abadi.

Hati-hatilah dengan setan yang berwujud cinta, yang membutakan mata dan membuat tuli telinga kita dari kebenaran yang sebenarnya.