sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

28 May 2015

dejavu - devil's, in the form of love (2)



Belum hilang rasa penat setelah menempuh 10 jam perjalanan, dengan gaya gravitasi 1/6 lebih ringan daripada di permukaan bumi. Kibra menelpon dan pengen bisa ketemu, sepertinya ada hal serius yang akan dia sampaikan. Sebenarnya enggan rasa untuk bertemu orang hari ini (maaf ya Kibra.. hehe), karena ada yang bersedia nganterin akhirnya aku bertemu Kibra setelah sholat isya.

Semoga masalah ini bisa jadi pelajaran kita bersama dan share ini bermanfaat bagi bagi semuanya. Kibra telah berkeluarga dan saat ini sedang dekat kembali dengan seseorang, istrinya minta pisah dan wanita yang sedang dekat dengan dia menginginkan hal serumah agar Kibra pisah dengan istrinya. Setelah dia jelaskan semuanya, sejenak aku hanya menatap mata temanku yang sedang kebingungan ini.

Berpikir sederhana saat ini memang makin rumit dengan segala hal yang makin banyak dan membingungkan.

Pertama aku tidak menolak adanya poligami, karena dengan istri satupun seseorang belum tentu bisa adil dalam hal dirinya dan pasangannya. Apalagi dua atau lebih, semuanya sama dan tidak memiliki perbedaan kecuali jumlah orang di dalamnya. Dan agamapun tidak melarang poligami, dan bahkan menganjurkan bagi yang memiliki kemampuan. 

Kemampuan ini adalah hal kedua untuk mampu bertindak adil, gak perlu terlalu jauh sampai ke hati dan perhatian. Yang bisa dihitung pasti saja, dari sisi kebutuhan dan waktu.

Mau pasangannya cuma satu atau lebih, harus bisa memenuhi kebutuhannya dan adil, baik bagi dirinya, istri dan keluarga. Masing-masing punya kewajiban, suami kewajiban memenuji kebutuhan dengan usaha terbaiknya dan istri mampu menerima dengan ikhlas hasil suami dan mengolahnya agar mencukupi semuanya.   Kuncinya adalah ikhlas dikedua belah pihak berusaha terbaik dan tanggung jawabnya masing2 dihadapan pemilik kehidupan.

Kita ulangi lagi, ikhlas.. Ini adalah hal ketiga yang harus dimiliki sebuah pasangan, baik suami istri ataupun suami dengan beberapa istrinya. Suami berkewajiban untuk memberikan nafkah lahir dan batin, sedangkan istri harus bisa menerima nafkah itu dan mengelolanya dengan ikhlas dan cukup berapapun yang diterima. Suami yang tidak bisa memenuhi atau istri yang selalu merasa kurang, menyebabkan salah satunya merasa diperlakukan tidak adil atau tidak dihargai, maka masing-masing individu akan diminta pertanggung jawabannya nanti. Yang pasti bagi yang tidak bisa ikhlas dengan hak dan kewajibannya, pintu azab terbuka baginya.

Kemudian saat kamu mengungkapkan kata talak, cerai, pisah, bebaskan, kembalikan atau sejenisnya pada istrimu dan maka akan jatuhlah perceraian kalian, meskipun kalian secara peradilan atau negara masih resmi suami istri. Maka segeralah rujuk dengan ajak istrimu sebelum melewati 3 kali masa iddah, maka kalian tidak perlu menikah lagi dengan rukun nikah. Namun jika sudah melewati 3 kali masa iddah, maka kalian harus menikah lagi secara agama. Dan jika kata-kata talak dan sejenisnya tadi kamu katakan 3 kali, maka tidak ada jalan kalian untuk rujuk tanpa kalian harus menikah dulu dengan orang lain. Hal ini yang sering dan banyak yang tidak paham, sehingga saat ini banyak pasangan yang tidak sadar sebenarnya pernikahan mereka sudah tidak halal lagi. Jangankan sampai campur, untuk seruangan saja sudah mudharat dan yang menyedihkan hal yang salah ini di lembaga hukum agama negara kita yang menangani pernikahan (KUA) menyatakan pernikahan itu masih halal dan belum terjadi cerai meskipun sudah melewati 3 kali masa iddah. Maka kembalilah ke istrimu segera.

Keempat, istri yang meminta pisah karena suaminya akan menikah lagi, maka nerakalah jaminannya. Ini adalah salah satu hal dari 10 hal yang menyebabkan seorang istri jaminannya neraka. Namun jika mereka bisa menerima dan ikhlas, jaminan pastinya adalah surga. Karena mau bagaimanapun ini adalah sebuah keikhlasan yang sangat dahsyat dan mulia. Namun saat istri ikhlas, maka bagi suami akan terbuka ancaman panasnya api neraka. Namun bila suami berusaha ikhlas dan adil di hal pertama tadi, surgapun belum menjadi jaminannya. Karena semua tergantung niatan awal sang suami memilih poligami. 

Kelima, bila calon istrimu (ke-2) memintamu menceraikan istri sah-mu saat ini. Maka saat ini juga aku bilang tinggalkan dia (ke-2), buat apa kamu menikahi wanita yang jaminannya neraka. Karena dia nantinya tidak akan bisa membawamu ke surganya Allah SWT. Dan jangankan sampai kesana, untuk menikmati ketenangan dan keindahan duniapun akan sulit bagimu.

Keenam, bila suatu saat hati istrimu sudah tidak untukmu lagi dan dia telah memilih hati yang lain. Maka keikhlasanmulah untuk melepas istrimu dan menikahkan mereka, karena bila tidak jaminannya adalah neraka bagimu. Percaya atau tidak, ketika kamu melarang dan mengingkari hal itu, maka kemudharatan akan terjadi pada mereka (istrimu dan yang istrimu cintai).

Keenam hal diatas yang saat ini makin terlihat sulit dilakukan dan menyebabkan ketidak puasan, sehingga banyak terjadinya perselingkuhan. Yang awalnya bermula dari pembelaan hak yang berlebihan, tanpa memperhatikan kewajiban (yang hakikinya kewajiban yang kita paham saat ini sebenarnya hak kita).

Yang ketujuh dan terakhir, dari keenam hal diatas.. Kembalilah sahabatku, peluklah istrimu.. jangan sampai kau tukar dia dengan wanita yang memilih jaminan neraka, dan apakah kau rela istrimu karena ketakutan dan keterkejutan dia, telah kau tempatkan dia ditempat yang sangat sulit dengan jaminan azab yang pedih? Kembalilah...

Sebuah hubungan diperlukan keikhlasan, bukan karena dia yang kita cintai.. Namun tak lebih karena DIA yang maha tinggi sang pemilik kehidupan yang kita cintai. Saat kau ingkari itu, maka penyesalan dan ketidak tenangan yang akan kau rasakan..

25 May 2015

Cinta yang Terluka



Hal yang terindah dalam cinta adalah dicintai oleh orang yang engkau cintai. Dan bila kau sudah mendapatkannya, jangan sekali-sekali mengecewakannya atau penyesalan yang akan kau rasakan saat hatinya tidak ada lagi untukmu

Dia hanya bisa terdiam dan termenung berserta berjuta pertanyaan dalam hati tentang sinar yang datang dan menerangi hatinya, walaupun sinar itu perlahan telah pergi

Seringkali kau sakiti hatinya, seringkali juga kau membuatnya kecewa
Engkau telah ingkari janji yang telah kau ucapkan, begitu banyak kebohongan yang telah kau ungkapkan

Mungkin dia memang bukan makhluk yang sempurna
Namun kabutpun perlahan mulai menghitam, perlahan pandanganpun lenyap
Cinta itu telah tenggelam, bahkan panas mataharipun tidak lagi terasa