Riya’ atau pamer,
tanpa kita sadari saat ini sering kita lakukan dan tanpa kita sadari
menimbulkan kesombongan pada diri kita ataupun rasa iri bagi orang di sekitar
kita. Ketika tangan kanan sudah tidak bisa lagi sembunyi dari tangan kiri maka
disaat itulah akan makin terseret kita ke dunia materialis dan kejahatan akan
semakin marak, karena banyak orang yang merasa kekurangan ditengah harta yang
melimpah di sekelilingnya. Setidaknya itulah hal yang pernah terpikirkan saat
saya diskusi dengan seorang sahabat puluhan tahun silam.
Bermula dari
pembicaraan sembunyikan amalan, jangan sampai tangan kiri tahu apa yang tangan
kanan lakukan. Dengan sebuah kisah tauladan Abu Amru bin Nujaid yang memberikan
ke rakyat negeri yang sedang krisis dan kelaparan melalui Abu Utsman Al Hirri.
Abu Amru melalui Abu
Ustman memberikan 1.000 dinar untuk membantu krisis di negerinya. Karena sangat
gembiranya Abu Utsman mengumpulkan majelis yang juga dihadiri Abu Amru dan Abu
Ustman mengatakan, “Wahai saudara-saudaraku, aku
mengharap agar Abu Amru memperoleh balasan besar, karena ia telah mewakili
beberapa orang dalam ribath (melakukan penjagaan) dan telah memberi bantuan
sekian-sekian…”
Begitu Abu Utsman selesai
bicara,mendadak Abu Amru berdiri dan
berkata, ”Sesungguhnya uang yang saya berikan adalah harta ibu saya dan beliau
tidak ridha, maka mestinya uang tersebut dikembalikan kepada
saya untuk saya kembalikan kepada beliau…”
Seketika semua yang
hadir di majelis kaget, terlebih Abu Utsman yang tidak menyangka Abu Amru akan
bicara begitu. Seketika itu juga Abu Utsman mengembalikan kantong berisi uang
tersebut ke Abu Amru dan seluruh yang hadir di majelis bubar.
Namun pada malam
harinya Abu Amru kembali datang ke rumah Abu Utsman membawa uang itu kembali
dan berkata, ”Anda bisa memanfaatkan harta
ini untuk keperluan seperti kemarin, dan tidak ada yang tahu akan hal ini
kecuali kita”
Itulah penggalan kisah tauladan upaya
Abu Amru yang menyembunyikan amalan kebaikannya, meskipun mungkin banyak orang
yang telah kecewa dengan tindakan yang dia lakukan sebelumnya.
Namun yang sering
kita lihat saat ini, makin banyak saudara-saudara kita atau bahkan kita
sendiri, entah sadar atau tidak kita telah melakukan riya dan kesombongan demi
kesombongan seiring berkembangnya sosial media dan katanya era keterbukaan.
Sudah menjadi hal
yang wajar saat kita pergi ke suatu tempat dan kita selfi dengan latar belakang
tempat dimana kita berada. Misal selfi dengan latar belakang Menara Eiffel,
tanpa kita sadari itu menjadi motivasi orang untuk datang kesana dengan cara
yang tidak halal dan atau membuat orang menjadi rendah diri dan minder karena
kemampuannya.
Atau juga kita selfi
dengan tempat makan dan makanan yang terhidang dan nampak enak atau mahal, yang
tanpa kita sadari tidak semua orang yang melihat itu bisa makan ditempat
seperti itu. Jangankan makan seperti yang kita makan, untuk makan layakpun
dengan lauk dan 3 kali seharipun belum tentu mereka mampu.
Atau ada juga hal
yang lucu, bahkan ibadahpun dijadikan update status di sosial media. Misal seperti,
“lagi baca qur’an sambil balas sms ayang…”, atau
“puasa senin, jangan
ajak makan siang dulu yaa…”, atau
“ini balas wa sambil
yasinan”, dan banyak lagi yang lainnya
Ketika tangan kanan
sudah tidak bisa lagi mampu menyembunyikan dirinya dari tangan kiri kita,
disaat itulah sesungguhnya kita tekah jadi insan yang sombong dan selalu ingin
dilihat atas semua yang kita lakukan.
Meskipun semuanya
berbalik dari niat hati individu masing-masing, namun ada baiknya kita berpikir
ulang kembali setiap apa yang akan kita lakukan. Apakah itu akan membawa
manfaat atau mudharat bagi kita dan bagi orang lain. Di saat dunia informasi
makin terbuka dan makin berkembangnya sosial media, kita harus lebih bisa memilah
dan berpikir akibat dari apa yang akan kita lakukan.
Semoga semua tindakan, tingkah laku, langkah dan pemikiran kita akan menjadi sedekah bagi setiap orang-orang di sekitar kita. Karena sedekah sekecil apapun yang kita lakukan dengan ikhlas akan menjadikan manfaat bagi kita dan yang menerimanya, seperti tercantum dalam Al Baqarah ayat 271 yang artinya "Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu...."