sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

08 June 2017

Ketika Tuhan Hilang - sadarkah kita?

Pernahkah kita bertanya ke diri kita apakah Tuhan masih ada di hati dan diri kita? Atau jangan-jangan Tuhan di hati dan diri kita sudah berubah wujud tanpa kita sadari...

Kita saat ini berdiri ditengah-tengah hiruk pikuk dunia yang sangat indah, penuh dengan janji-janji kesenangan yang sangat mempesona dan melenakan kita. Keindahan dan kenikmatan dunia menjadi tipu daya yang sangat menarik untuk dikejar dan diraih, sehingga banyak sekali diantara kita lupa tujuan yang sebenarnya.

Ketika kita berikrar dan meyakini bahwa Tuhan maha besar, maha pengasih, maha penyayang, yang memiliki segala alam semesta seisinya dan yang maha memberikan atas apa saja yang kita minta. Namun sering kali yang kita minta malah menghilangkan Dia di hati, pikiran dan langkah kita.

Bahkan saat ini kita semakin ketakutan dengan dunia, rasa takut akan akhirat menyingsing pergi. Sehingga tanpa sadar tindakan atau perilaku kita saat ini hanya terpaku pada nilai-nilai duniawi, demikian juga tanpa sadar hal ini kita turunkan pada anak-anak kita. Sehingga menjadikan mereka generasi yang tidak memiliki keikhlasan dan tidak bisa bertindak dengan hati ataupun tidak ada hasil timbal balik untuk dirinya sendiri.

Tanpa sadar mulai usia dini kita sudah diajarkan dan mengajarkan hal-hal yang sifatnya duniawi, meskipun bersampul akhirat.

Seperti ketika baru belajar jalan, seringkali orangtua ada yang berujar kalo bisa jalan  nanti akan kita belikan sepatu baru. Padahal sebuah fitrah kewajaran dari bayi kita tumbuh dan bisa berjalan, dengan atau tanpa sepatupun secara normal kita pasti akan bisa jalan. Kecuali Allah memberikan sesuatu hal yang spesial, sehingga kita tidak bisa menikmati nikmatnya bisa berjalan diatas kaki kita.

Ketika kita tumbuh lebih dewasa lagi, kalo bisa naik sepeda nanti akan dibelikan coklat atau ditraktir makan ditempat yang menyediakan makanan yang disuka. Kenapa tidak kita tekankan manfaat apa yang didapat ketika kita bisa bersepeda, seperti bisa mencapai tujuan dengan lebih cepat atau membuat diri kita lebih memiliki manfaat bagi orang-orang sekitar kita.

Ketika kita sekolah, kita selalu ditekankan belajar yang rajin agar nilainya bagus. Bila nilainya bagus bisa ranking di kelas, bisa mendapatkan beasiswa dan bahkan bisa melanjutkan di sekolah favorit atau sekolah yang bagus. Kenapa tidak kita diajarkan atau ajarkan untuk mensyukuri nikmat kesempatan bersekolah dengan belajar sepenuh hati menyerap ilmu hanya karena Allah dan bisa bermanfaat bagi diri dan orang2 sekitar kita. Bukannya dengan kita belajar sepenuh hati, otomatis hal2 yang bersifat duniawi akan mengikuti.

Pada saat kita bekerja, seringkali kita melihat berapa gaji yang bisa kita dapatkan dan seandainya sedikit kita tolak atau bahkan ada yang tetap diterima kerjaan itu dan kemudian bilang bekerja sesuai gaji. Sadarkah kita bahwa setelah kita menandatangani sebuah kontrak, maka itu juga mengikat dan disaksikan oleh Allah. Sehingga apa yang kita lakukan akan diganjar langsung, melalui perantara yang populer dengan sebutan gaji.

Sadarkah kita telah menggeser Tuhan kita dengan mereka semua. Seringkali kita ketakutan saat di dompet kita tidak ada uang, sehingga kita berupaya mendapatkannya dan bila susah kita upayakan dengan segala cara entah itu halal, semi halal, tidak yakin halal atau bahkan cara yang diharamkan.

Sadarkah bahwa misal saat kita melihat HP terbaru dan kita ingin banget memilikinya dan berupaya memiliki dengan harga selangit, pada saat itu kita telah geser Tuhan kita.

Dimanakah Tuhan kita, apakah masih dihati kita atau telah hilang tergantikan dengan segala keinginan duniawi. Silahkan dipertanyakan di hati kita masing-masing.

Semoga jawabannya masih ada Tuhan di hati kita, sehingga setiap langkah kaki karena Dia, setiap tindakan kita karena Dia, setiap perilaku kita karena Dia dan keikhlasan selalu ada di hati kita.

Semoga generasi-generasi saat ini dan selanjutnya akan menjadi generasi pemberi atau bisa kita sebut Give Generation, sebuah generasi yang bisa berpikir sederhana dan mampu melihat peluang sekecil apapun demi kebaikan dan kebahagiaan orang-orang disekitarnya dan semua yang dilakukan dengan keikhlasan lillahi ta'ala.

Akankah kita biarkan Tuhan menghilang dari hati kita?