sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

25 November 2015

laa ilaha illa anta, subhanaka inni kuntu minadzalimin

Itulah kata-kata yang keluar dari mulut Aki Lindung, teman yang sekaligus aku anggap sebagai pengganti orang tua sendiri.

Laa ilaha illa anta, subhanaka inni kuntu minadzalimin, sebuah do'a dan tasbih yang Nabi Yunus lantunkan selama berada di dalam perut ikan paus yang gelap gulita.

Situasi yang saat ini aku merasa tidak menentu, mungkin hal ini juga banyak dirasakan oleh pribadi yang lain. Begitu banyak cerita atau berita yang tidak menentu, bahkan mungkin sebagian menimbulkan fitnah diantara kita. Mana cerita yang benar atau mana cerita yang salah, mana berita yang bisa dipercaya ataupun mana berita yang tidak bisa dipercaya. Semuanya nampak begitu meyakinkan dengan kebenarannya masing-masing.

Mereka seperti lolongan srigala ataupun rauman harimau, yang terdengar begitu mengerikan..
Mata nanar merekapun menatap dengan seringainya yang lapar, seolah siap untuk mencabik dan mengoyak hati, pikiran dan tubuh kita menjadi serpihan-serpihan tiada daya..

Fitnahpun seperti halilintar yang tiada henti siang dan malam, sinarnya yang menyambar menggapai dasar bumi, seolah siap menyambar siapapun yang berdiri diatas tanahnya.

Kebodohanpun terbentuk, pembodohan makin merajalela... menyusup melalui hati yang lemah dalam bentuk aniaya dan kemaksiatan, sehingga terbentuk sebuah propaganda yang menggiurkan.

Umat makin dilanda kecemasan dan ketakutan yang tiada memiliki ujung, mereka seolah berjalan dan terus berjalan tiada berhenti dalam sebuah lorong gelap penuh liku dan cabang namun tiada nampak cahaya sebagai ujung sebuah lorong. Perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan, tanpa sebuah tongkat pegangan ataupun cahaya lilin. Mungkin sebagian mereka merasa tahu kemana mesti melangkah dan dimana letak ujungnya, namun setelah sekian lama mereka berjalan dan berada di dalam lorong yang gelap, mereka tetap terperangkap dan berada di dalamnya.

Kita seolah berada di dalam sebuah lorong yang gelap gulita, tiada cahaya, tiada pemimpin, ataupun petunjuk dimanakah ujung dari lorong ini. Seandainya di depan kita ada sebuah pintu keluar dan tiada petunjuk atau tiada yang membukanya, tetaplah kita berada di dalam gulita dan kegelapan yang pekat nan melelahkan. Mungkin ini saatnya kita tinggalkan ego masing-masing, meletakkan diri kita sepenuhnya serta mengakui dalam diri dan hati kita sepenuhnya bahwa kita adalah hamba Allah SWT yang lemah tanpa pertolongan-NYA.

Mungkin ini saat yang tepat bagi kita bersama untuk berdo'a dan bertasbih melantunkan do'a yang dilantunkan oleh Nabi Yunus. Bersama kita ucapkan bersama berulang-ulang, kita hayati dan kita masukkan ke dalam hati, detak jantung dan aliran darah kita. Agar menjadi cahaya yang membuka cahaya Allah SWT.

"Laa ilaha illa anta, subhanaka inni kuntu minadzalimin..."

Baca juga "satu lentera tiga tungku, http://goo.gl/tQERBV" dan seri "Give Generation, http://goo.gl/pURv1W"


21 October 2015

Perjalanan Hati - Janji



Pada saat sebuah hati yang sedang dipenuhi sebuah cinta, dia sanggup berjanji dengan bersaksikan Tuhan bahwa dia telah menetapkan kekasihnya sebagai pendamping hidupnya selamanya. Baik kehidupan di dunia dan sampai kehidupan di akhirat, hanya dia kekasihnya yang akan menjadi pendampingnya.

Hati itupun berjanji akan setia untuk selalu terjaga ketulusan dan kesuciannya sampai kapanpun dan selamanya, seandainya tidak dipersatukan di dunia ini dan hati itu akan menunggu kekasih belahan jiwanya sampai maut menjemput serta berjumpa kembali di akhirat nanti.

Karena hati itu beranggapan tidak ada satupun di dunia ini yang lebih berharga dari apapun kecuali kebahagiaan cinta di hati yang maha kaya dan sangat bernilai.

Itulah saat cinta sedang memenuhi sebuah hati, bahkan hati itu sanggup berjanji untuk tidak mengkhianati janjinya dengan bersaksikan Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya berserta sang waktu dimintanya untuk bersaksi, bahwa ruang waktu yang demikian luas dan panjang membentang, tidak akan membuat cinta dan hatinya melemah apalagi berpaling.

Namun waktu pulalah yang membuktikan keteguhan sebuah hati dan kekuatan sebuah janji itu. Ketika terang dunia, nama baik, keelokan kilau permata, kemapanan dan derajat duniawi, hati dan janji itu telah luluh melebur dalam sebuah pengingkaran.

Dia hancurkan harapan yang telah dia titipkan pada kekasihnya,
Tanpa sadar dia telah cabut dan cabik sebuah asa,
Dia telah pupus semua mimpi atas janji yang dia ingkari,
Dia telah hancurkan kebahagiaan kekasihnya, dan
Dia telah sayat serta tikam sebuah hati yang telah dia minta serta titipkan, yang semestinya dia jaga.

Bukan kesedihan yang membuatku tersentuh dan menangis
Bukan pula perpisahan yang membuatku ikut terguncang dan merasakan lara
Namun kebahagiaan dan kebersamaan-lah yang telah menyebabkan butir air mata perlahan menyungai dan jatuh deras membasahi kering tanah yang gersang. 

Karena kebahagiaan dan kebersamaan-lah yang kelak akan pergi meninggalkan dan melemahkan kita.

17 September 2015

give generation adalah generasi pendidik



Give generation, generasi pemberi yang disiapkan dengan tingkat keikhlasan dan intelegensia terbaik. Give generation adalah generasi yang dibekali dengan ilmu ilahiyyah dan insaniyyah sehingga mereka menjadi generasi yang memiliki keseimbangan jasmani dan rohani, individu dan social serta keseimbangan antara iman, ilmu dan amal. Give generation adalah generasi rabbaniyyin atau generasi yang memiliki karakter dan berakhlak Mulia.

Dalam diri generasi rabbaniyyin memiliki sikap yang sanggup mengamalkan ilmu dan sanggup melihat peluang terkecil dengan sangat sederhana, sehingga menciptakan peluang terbaik. Karena mereka sanggup berpikir sederhana dan pragmatis sehingga mereka sanggup menjadi generasi pendidik dan entrepreneur terbaik.

Sehingga saat mereka mendapatkan peluang menjadi pemimpin, mereka akan sanggup memberikan teladan dan mendidik pemimpin yang lainnya. Seandainya mereka menjadi professional atas segala bidang, mereka akan menjadi professional yang bisa menjadi teladan dan pendidik bagi professional yang lain.

Give generation akan menjadi generasi yang sanggup menentukan nasibnya berdasarkan karakter yang mereka miliki. Adapun karakter mereka telah terbentuk dari kebiasaan keseharian yang mereka jalani, dan kebiasaan mereka berasal dari segala tindakan mereka yang dilakukan dengan ketulusan. Serta tindakan merekapun akan berdasarkan dan sesuai dengan setiap kata yang terucap oleh mereka, dan ucapan mereka merupakan buah pikir mereka yang sederhana dengan berasas keseimbangan illahiyah dan insaniyyah.

Dan mereka sadar bahwa musuh terbesar mereka ada pribadi mereka sendiri, karena mereka sangatlah tahu bahwa sesungguhnya :

Pikiranmu, akan menjadi ucapanmu
Ucapanmu, akan menjadi tindakanmu
Tindakanmu, akan menjadi kebiasaanmu
Kebiasaanmu, akan menjadi karaktermu
Dan karaktermu, akan menjadi nasibmu


Itulah kenapa give generation akan sanggup menjadi generasi yang tangguh dan akan sanggup menjadi pendidik yang baik. Pendidik yang memiliki kemampuan untuk mengajar, membimbing, melatih, menganalisa, memberikan pemahaman serta penerapan atas sebuah ilmu dan pengetahuan secara seimbang dari segi illahiyyah dan insaniyyah. Mereka akan menjadi generasi entrepreneur kreatif yang sanggup berpikir sederhana dan pragmatis.

28 May 2015

dejavu - devil's, in the form of love (2)



Belum hilang rasa penat setelah menempuh 10 jam perjalanan, dengan gaya gravitasi 1/6 lebih ringan daripada di permukaan bumi. Kibra menelpon dan pengen bisa ketemu, sepertinya ada hal serius yang akan dia sampaikan. Sebenarnya enggan rasa untuk bertemu orang hari ini (maaf ya Kibra.. hehe), karena ada yang bersedia nganterin akhirnya aku bertemu Kibra setelah sholat isya.

Semoga masalah ini bisa jadi pelajaran kita bersama dan share ini bermanfaat bagi bagi semuanya. Kibra telah berkeluarga dan saat ini sedang dekat kembali dengan seseorang, istrinya minta pisah dan wanita yang sedang dekat dengan dia menginginkan hal serumah agar Kibra pisah dengan istrinya. Setelah dia jelaskan semuanya, sejenak aku hanya menatap mata temanku yang sedang kebingungan ini.

Berpikir sederhana saat ini memang makin rumit dengan segala hal yang makin banyak dan membingungkan.

Pertama aku tidak menolak adanya poligami, karena dengan istri satupun seseorang belum tentu bisa adil dalam hal dirinya dan pasangannya. Apalagi dua atau lebih, semuanya sama dan tidak memiliki perbedaan kecuali jumlah orang di dalamnya. Dan agamapun tidak melarang poligami, dan bahkan menganjurkan bagi yang memiliki kemampuan. 

Kemampuan ini adalah hal kedua untuk mampu bertindak adil, gak perlu terlalu jauh sampai ke hati dan perhatian. Yang bisa dihitung pasti saja, dari sisi kebutuhan dan waktu.

Mau pasangannya cuma satu atau lebih, harus bisa memenuhi kebutuhannya dan adil, baik bagi dirinya, istri dan keluarga. Masing-masing punya kewajiban, suami kewajiban memenuji kebutuhan dengan usaha terbaiknya dan istri mampu menerima dengan ikhlas hasil suami dan mengolahnya agar mencukupi semuanya.   Kuncinya adalah ikhlas dikedua belah pihak berusaha terbaik dan tanggung jawabnya masing2 dihadapan pemilik kehidupan.

Kita ulangi lagi, ikhlas.. Ini adalah hal ketiga yang harus dimiliki sebuah pasangan, baik suami istri ataupun suami dengan beberapa istrinya. Suami berkewajiban untuk memberikan nafkah lahir dan batin, sedangkan istri harus bisa menerima nafkah itu dan mengelolanya dengan ikhlas dan cukup berapapun yang diterima. Suami yang tidak bisa memenuhi atau istri yang selalu merasa kurang, menyebabkan salah satunya merasa diperlakukan tidak adil atau tidak dihargai, maka masing-masing individu akan diminta pertanggung jawabannya nanti. Yang pasti bagi yang tidak bisa ikhlas dengan hak dan kewajibannya, pintu azab terbuka baginya.

Kemudian saat kamu mengungkapkan kata talak, cerai, pisah, bebaskan, kembalikan atau sejenisnya pada istrimu dan maka akan jatuhlah perceraian kalian, meskipun kalian secara peradilan atau negara masih resmi suami istri. Maka segeralah rujuk dengan ajak istrimu sebelum melewati 3 kali masa iddah, maka kalian tidak perlu menikah lagi dengan rukun nikah. Namun jika sudah melewati 3 kali masa iddah, maka kalian harus menikah lagi secara agama. Dan jika kata-kata talak dan sejenisnya tadi kamu katakan 3 kali, maka tidak ada jalan kalian untuk rujuk tanpa kalian harus menikah dulu dengan orang lain. Hal ini yang sering dan banyak yang tidak paham, sehingga saat ini banyak pasangan yang tidak sadar sebenarnya pernikahan mereka sudah tidak halal lagi. Jangankan sampai campur, untuk seruangan saja sudah mudharat dan yang menyedihkan hal yang salah ini di lembaga hukum agama negara kita yang menangani pernikahan (KUA) menyatakan pernikahan itu masih halal dan belum terjadi cerai meskipun sudah melewati 3 kali masa iddah. Maka kembalilah ke istrimu segera.

Keempat, istri yang meminta pisah karena suaminya akan menikah lagi, maka nerakalah jaminannya. Ini adalah salah satu hal dari 10 hal yang menyebabkan seorang istri jaminannya neraka. Namun jika mereka bisa menerima dan ikhlas, jaminan pastinya adalah surga. Karena mau bagaimanapun ini adalah sebuah keikhlasan yang sangat dahsyat dan mulia. Namun saat istri ikhlas, maka bagi suami akan terbuka ancaman panasnya api neraka. Namun bila suami berusaha ikhlas dan adil di hal pertama tadi, surgapun belum menjadi jaminannya. Karena semua tergantung niatan awal sang suami memilih poligami. 

Kelima, bila calon istrimu (ke-2) memintamu menceraikan istri sah-mu saat ini. Maka saat ini juga aku bilang tinggalkan dia (ke-2), buat apa kamu menikahi wanita yang jaminannya neraka. Karena dia nantinya tidak akan bisa membawamu ke surganya Allah SWT. Dan jangankan sampai kesana, untuk menikmati ketenangan dan keindahan duniapun akan sulit bagimu.

Keenam, bila suatu saat hati istrimu sudah tidak untukmu lagi dan dia telah memilih hati yang lain. Maka keikhlasanmulah untuk melepas istrimu dan menikahkan mereka, karena bila tidak jaminannya adalah neraka bagimu. Percaya atau tidak, ketika kamu melarang dan mengingkari hal itu, maka kemudharatan akan terjadi pada mereka (istrimu dan yang istrimu cintai).

Keenam hal diatas yang saat ini makin terlihat sulit dilakukan dan menyebabkan ketidak puasan, sehingga banyak terjadinya perselingkuhan. Yang awalnya bermula dari pembelaan hak yang berlebihan, tanpa memperhatikan kewajiban (yang hakikinya kewajiban yang kita paham saat ini sebenarnya hak kita).

Yang ketujuh dan terakhir, dari keenam hal diatas.. Kembalilah sahabatku, peluklah istrimu.. jangan sampai kau tukar dia dengan wanita yang memilih jaminan neraka, dan apakah kau rela istrimu karena ketakutan dan keterkejutan dia, telah kau tempatkan dia ditempat yang sangat sulit dengan jaminan azab yang pedih? Kembalilah...

Sebuah hubungan diperlukan keikhlasan, bukan karena dia yang kita cintai.. Namun tak lebih karena DIA yang maha tinggi sang pemilik kehidupan yang kita cintai. Saat kau ingkari itu, maka penyesalan dan ketidak tenangan yang akan kau rasakan..