sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

21 April 2017

kosong tanpa isi

Jangan pernah menilai apa yang terlihat, cukup syukuri apa yang kita miliki saat ini atau kau akan kosong tanpa isi.

Seringkali aku dengar suara-suara sumbang seorang atas apa yang kesuksesan yang nampak dimiliki seorang yang lain. Seringkali kita telah melakukannya entah sadar atau tidak dengan pasti.

Seolah kita memasuki suatu belantara dan merasa asing disana. Lalu kita bangun apa yang jadi pemikiran kita disana, kita tanamkan persepsi kita yang kemudian menjadi bunga-bunga yang merona malu dengan indahnya.

Satu persatu kumbang dan kupu-kupu mendatangi bunga tersebut dan membangunkan kita. Geliat pemikiran kita merekah indah diantara rintik hujan pola pikir dengan romantisnya.

Indahnya sangat mempesona, penuh warna-warni dengan pesona merah jambu. Makin indah ditimpa rona marun senjakala.

Terasa sangat manis bak madu, tak satupun akan mampu menolaknya atau menyangkalnya dengan persepsi pemikiran apapun.

Namun sayang, semakin persepsi kita terbentuk maka kesadaran itu perlahan pasti makin terjaga. Ternyata semuanya hanyalah kefanaan, tak satupun yang kita inginkan akan memuaskan kita.

Karena mereka tak satupun yang memahami apa yang sebenarnya jadi kebutuhan dan keinginan kita yang sesungguhnya. Karena semua yang nampak dan dimiliki hanyalah buah dari ego yang disajikan dengan indah.

Perlahan rasa mual dan muak atas apa yang kita perjuangkan, semuanya terasa menjadi sia-sia. Satu persatu pemikiran dan persepsi yang diperjuangkan itu menyerang balik ke diri kita.

Semua yang kita bangun, pelihara dan perjuangkan tidak mampu menjaga kita dalam ketenangan. Dan akhirnya kita bunuh dan singkirkan mereka semuanya, tanpa sisa.

Lalu kita pergi dan keluar dari belantara yang telah kita bangun indah, yang kini kembali pucat pasi. Kosong tanpa isi

Hanya selongsong tubuh tanpa nyawa, terasa mati dan hampa