malam telah berselimut gulita, kudengar langkah kaki
begitu lambat
langkah kaki itu terdengar nyaris terseret di teras
rumahku
dan tak lama kemudian seperti ada benda jatuh di depan
pintu rumahku, ketuk pintu
mungkin tepatnya seseorang yang jalan tertatih dan
hampir terjatuh di depan pintu rumahku
dengan sekuat tenaga, tangan dan bahunya bertumpu pada
pintu agar tak terjatuh
kemudian dia ketuk pintu rumahku
waktu sudah beranjak melewati tengah malam, siapakah
gerangan yang ada diluar
udara malampun makin tidak bersahabat, terasa makin dingin
dan akupun sempat menggigil
kunyalakan lampu serambi tamu rumahku dan aku buka
pintu rumahku
dengan tubuh terhuyung nampak di depanku sesosok
wanita yang begitu cantik, tepatnya bidadari
kulihat gurat pedih dan sedih di wajahnya yang
disertai luka di sekujur tubuhnya
kubuka pintu dan kupersilahkan dia masuk, namun belum
berani aku menyentuhnya
beribu bahkan berjuta pertanyaan dalam hatiku, aku
hanya pandangi dia masuk dan duduk di sofa yang buru-buru aku atur agar dia
bisa duduk dengan nyaman
sang bidadari itupun menangis, sayapnya terkoyak dan
kulihat belenggu
dia merintih seperti menahan perih dan pedih yang
teramat sangat
ada belenggu di dirinya yang begitu berat, kakinya
terantai sehingga jalannyapun tertatih
apa yang bisa aku lakukan, apa yang bisa aku perbuat,
apa yang bisa aku berikan
bidadari itu begitu terluka dan kini ada dihadapanku,
tak mungkin aku hanya mematung dan berdiam
dia telah mengetuk pintu rumahku,
dia telah masuk kedalam rumahku, rumah cintaku
iyaa… dia telah mengetuk pintu hatiku dan masuk dalam
hatiku
malam berjalan berganti pagi, pagi melangkah menjemput
siang,
siangpun bergerak menuju petang, dan petangpun kembali
bersua malam
hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan
bulanpun berganti tahun
tangis berubah menjadi tawa, pedih berubah menjadi
senyum
tawa riang dan ceria yang berhias senyum yang begitu
menawan
luka menjadi suka dan dukapun menjadi bahagia
dia nampak makin jelita dan begitu mempesona
iyaa.. sang bidadari kini begitu menawan
hari-hari di rumahkupun saat ini begitu berwarna
warna-warna yang mensimbolkan keceriaan dan
kebahagiaan
begitu indah dan tak ingin, sangat tak ingin setiap
detikpun terlewatkan keindahan ini
begitu nyaman, begitu hangat dan begitu tenang
iyaa.. dia hadir dengan membawa hati yang dipenuhi
cinta
meskipun saat pertama dia hadir dalam luka, namun ada
cinta yang begitu Indah disana
sampai dengan pada hari itu, saat dia bilang ingin
pulang
bidadariku ingin kembali pulang ke rumahnya, kembali
pulang ke tengah keluarganya
aku sedih, aku terkejut.. kalimat yang sama sekali
belum pernah terlintas dibenakku
bahwa suatu ketika dia akan pergi, bidadariku akan
kembali ke tengah keluarganya
harus bagaimana aku? harus sedihkah atau harus
bahagia?
aku hanya sanggup diam, meski ada kecewa saat itu
namun ternyata aku tidak bisa menutupi rasa kecewaku,
aku kepalkan tanganku dan kutinju rahangku, kemudian
aku bangkit dan melangkah pergi dari hadapannya
aku butuh waktu, aku butuh udara segar.. agar aku bisa
berpikir lebih jernih
emang siapa aku? apa hak aku untuk menahannya untuk
tetap disini, menemani hariku
emang siapa aku? kalo aku tidak mau dia pergi dan dia
tidak memperdulikan permintaanku
emang siapa aku? mana pantas aku bersanding hidup
bersama bidadari secantik dan selembut dia
aku bingung, apakah aku harus sedih atau harus bahagia
kenapa setiap saat kau bilang hatimu untukku dan aku
selalu ada di hatimu
bila hatimu untukku, kenapa harus pergi dan kembali ke
rumahmu
bila aku dihatimu, pernahkah kau pikirkan hatiku
bila aku dihidupmu, pernahkah kau pikirkan untuk tak
sakiti aku
kita seperti berdiri disisi yang berbeda, kita seperti
di titik yang berbeda
bila kita tak segera sadari itu, maka waktu akan
benar-benar menjauhkan kita
saat aku kembali dan bertanya padamu, kenapa harus
kembali? namun kau acuhkan aku
saat aku utarakan keinginanku, kau tak perdulikan aku
karena saat ini kamu lebih pentingkan hatimu untuk
yang lain
entah engkau sadar atau enggak, engkau telah abaikan
aku
engkau menempatkan aku seolah aku tidak ada di hatimu
namun apapun anggapanmu dan keputusannmu terhadapku,
akan tetap aku katakan padamu
aku tetap akan mencintaimu, dengan seluruh ketulusan
yang aku punya
ketulusan yang akan aku persembahkan dari dulu, kini
dan nanti.. meskipun aku terluka
tidak akan aku ingkari, bahwa hati ini telah kau
miliki
tidak akan aku pungkiri, bahwa bayangmu selalu hadir
dalam hari-hariku
iyaa.. baying-bayangmupun selalu hadir disetiap
mimpi-mimpi terindah dimalamku
entah kenapa, sikapmu telah melukaiku
engkau kini telah bisa terbang
dengan sayap putihmu, kau tebar pesona melati putih
menebarkan aroma keharuman yang menenangkan
yang akan selalu menarik hati
tak sadarkah dirimu? pesonamu sanggup membinasakan
siapapun yang terpikat
maafkan aku, bidadariku
apakah aku harus sedih atau harus bahagia
maafkan aku, bidadariku
apakah aku harus pergi dan melepasmu kembali? untuk
membuatmu bahagia
maafkan aku, bidadariku
ternyata aku lemah
*inspirasi : JAKA TARUB
*inspirasi : JAKA TARUB