sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

12 June 2010

Matahari Telah Kehilangan Cahayanya

Siang ini aku berjalan ditengah ramai orang yang sedang berlalu lalang dengan kesibukan dan urusannya masing-masing. Ada yang tertawa-tawa sampai terpingkal-pingkal, ada yang dengan seriusnya berbicara dengan suara yang tidak mau kalah dengan suara deru kendaraan, ada yang saling berdiam diri dengan ekspresinya masing-masing dan ada juga yang terlihat termenung atau terdiam dengan keasaan yang terlihat sudah usang dan berkarat.

Namun kenapa aku rasakan panas matahari siang ini bukan dari cahayanya, yang kurasakan seperti bara yang tidak bisa memberikan penerangan cukup bagi mata hati untuk bisa melihat dan menuntun diri setiap insan.

Kemana cahaya itu pergi?
Bagaimana mungkin ada yang bisa tertawa, saat ada yang menangis
Bagaimana mungkin ada yang menangis, saat semua merasakan bahagia
Bagaimana mungkin ada yang bisa bercengkrama dengan gelak riang, saat ada yang terdiam seperti dalam ruang hampa
Bagaimana mungkin ada yang bisa berpesta syahdu dengan makanan berlimpah, saat ada yang lapar dan terpuruk dalam sendu

Kemana cahaya itu?
Bilakah matahari telah kehilangan cahayanya..
Bilakah mata hati telah menjadi rabun atau mungkin buta?
Sehingga tidak bisa melihat dan peka lagi

Bila cahaya itu telah hilang, bilakah bisa kembali lagi..

No comments: