Satu kalimat yg pernah aku
ingat adalah Untuk mendapatkan sebuah hati sangatlah tdk mudah, meskipun terasa
mudah saat diketemukan. Namun kepergiannya sangatlah mudah, meskipun kita
rasakan berat untuk melaluinya. Dan
yg perlu diketahui juga bahwa tidak ada yg salah atas perasaan yg timbul dari
hati tersebut, terlebih bila dia membawa ketenangan dan menjadikan diri kita
lebih baik.
Namun sesungguhnya tidak akan
kita dapatkan sebuah hati, bila hanya serpihannya karena terciderai atas sebuah
pengingkaran dan pengkhianatan atasnya. Dan sebenarnya hati yang ingkar
itu akan menjadikan hati yang
selalu haus akan perhatian dan tidak akan puas dengan sebuah hati. Jangan jadikan hati kita atas sebuah
pengingkaran yang akan
menciderai sebuah hati, karena sesungguhnya hati yg selalu menciderai janji, dia tidak akan
tenang dan nyaman dimanapun kapanpun.
Seperti sebuah dejavu bertemu dengan Cecille di
Lawson semalam, dia cerita tentang kekasihnya yang selalu menghindar dan ingkar
bila ditanya tentang janji. Janji untuk segera mengikat Cecille untuk membangun
sebuah mahligai rumah tangga.
Pertanyaan yang tiba-tiba dari Cecille yang
baru kenal, karena kebetulan tempat duduk di Lawson penuh dan dia duduk semeja di
depanku., “Jika seseorang
tulus mencintai kita
dan mengaku cinta kepada kita,
dan dia tahu bahwasannya kita juga cinta kepadanya. Apakah mungkin dia akan
tega mengecewakan dan menyakiti hati kita? Apakah mungkin dia akan mengingkari
janji yang pernah ucapkan kepada kita?
Dia cerita panjang lebar dari awal dia mulai
kenal dengan sang kekasih, sampai akhirnya kekasihnya pergi setelah dia tagih
semua janji yang dahulu diucapkan diawal mereka memadu cinta.
Tidak ada yang bisa aku jawab dengan semua
cerita Cecille, selain hanya mendengarkannya. Karena sebuah hati tidak bisa
dijawab dengan satu kepastian, karena dia hanya membenarkan apa yang dia
rasakan dan sering kita tidak sadar bahwa apa yang kita rasakan dan lihat
adalah perwujudan dari setan dan menampakkan diri sebagai sebuah cinta. Dia
akan tampak cantik atau tampan, dia akan tampak perhatian dan penuh kasih, dia
akan tampak begitu menenangkan dan membawa kita dalam sebuah permadani Indah yang
bernama cinta, kasih dan sayang.
Karena ketahuilah bahwa lawan jenis kita adalah
sebuah aurat, bila dia keluar dari rumah makan setan akan mengesankan kita
dengan kecantikan dan ketampanan yang amat sangat bagi yang bukan mahramnya.
Setan yang berwujud cinta, telah mengaburkan
kita dan membuat setiap yang terlarang itu begitu Indah dan menarik. Karena cinta kita terhadap sesuatu akan
membuat kita buta dan tuli. Jangankan klita yang tidak terikat dalam sebuah
pernikahan, yang terikat sebuah pernikahan lebih sering terjebak dalam tipu
daya Setan.
Setan mengaburkan pandangan dan akal sehat
kita, dengan sekuat tenaga dia menutup mata kita yang sedang terhanyut dalam
buai badai asmara dan cinta kasih. Karena hanyut dalam badai tersebut, mata kita
menjadi buta dan telinga kita menjadi tuli.
Setan juga mengaburkan pandangan dan akal sehat
kita, dimana seringkali sebuah hubungan rumah tangga yang sudah tidak memiliki
cinta dan demi nama baik dan kehormatan dimata orang-orang sekitarnya, mereka
tetap bertahan didalamnya dan tidak sedikit yang tidak menyadari putusnya
hubungan pernikahan mereka dan akhirnya dalam hubungan mereka menjadi sebuah
perzinahan.
Akan tetapi saat kita diketemukan dalam sebuah
kondisi tatkala hubungan kita telah halal, maka setan membuka tabirnya dan setan
berbalik membendung badai asmara yang telah menggelora dihati kita. Saat itulah
kita melihat pasangan kita yang sesungguhnya. Keterikatan dua buah hati tidak
hanya paras muka, kedudukan social dan harta, namun lebih luas lagi daripada
ketiga hal itu.
Lantas bagaimana kita bersikap, bila menghadapi
hal tersebut? Berbuatlah sewajarnya, senantiasa gunakan nalar dan hati nurani.
Cinta yang sesungguhnya bukan karena dia pasangan kita, bukan hanya kehadiran
dia yang kita cintai, namun lebih luas lagi cinta kita akan kecintaan kepada
Allah SWT. Saat kekasih kita makin mendekatkan diri kita terhadap cinta kita
kepada Allah SWT, itulah cinta yang sesungguhnya.
Pertanyaan selanjutnya, siapakah sebenarnya
yang layak kita cintai dan mendapatkan cinta kita? Maka jawabannya adalah bila
ada seseorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu
untuk meminta hatimu untuk halal, maka terimalah hatinya. Karena bila tidak
demikian, sesungguhnya dia hanya akan membuat kekacauan dan kerusakan.
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh dan
akhlaq yang Mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar
matahari, tidak pula luntur oleh air hujan dan tidak akan putus walaupun ajal
menjemput. Sesungguhnya orang yang semasa hidup saling mencintai, pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian lainnya kecuali orang-orang yang
bertaqwa.
Pesan yang bisa aku sampaikan adalah cintailah
kekasihmu karena iman, amal sholeh dan akhlaqnya, agar cintamu abadi.
Hati-hatilah dengan setan yang berwujud cinta,
yang membutakan mata dan membuat tuli telinga kita dari kebenaran yang
sebenarnya.
No comments:
Post a Comment