aku seperti batang
pohon yang mengering
berdiri meranggas
diantara rerumputan yang menghijau Indah
aku menjadi sebait
sajak yang senyap dalam sepi
sajak yang dulu
mengalun Indah, kini parau dalam suara seraknya
langit masih tampak
biru
sejak pertama dia
diciptakan sampai saat ini
bulir embunpun masih
jernih
setiap kali hadir di
dedaunan yang selalu merindunya tanpa henti
sajak cintaku kini
serasa tiada bermakna lagi
ketika dia yang aku
sanjung tidak lagi mengerti bahasa hati
hari terus berganti
dan waktupun telah berlalu
namun semakin kucoba pahami,
hatipun tak mau
bayanganmupun tak mau
kalah
selalu tersimpan sejak
waktu mempertemukan
cerita yang telah kau berikan,
terukir cantik dalam bingkai yang Indah
namun engkau pula yang
menghapusnya dengan tinta kelam
namun sosokmu dalam
cerita kehidupanku
tak akan terhapus
meskipun dengan kehadiran bidadari lain
sampai pada kekuatan
terakhirku, kubersimpuh kepada TUHAN penguasa semesta alam
kuresapi setiap aliran
darah ditubuhku yang gemetar
rindu yang begitu
menyesak, kekalkan sunyi hati dalam kelam
kubiarkan kesunyian
itu mencari sosokMU, sebab kutahu ENGKAU adalah segala tenang
kubiarkan kesunyian
ini memeluk ruhMU, sebab kutahu ENGKAU adalah sumber kedamaian
di sajak terakhirku
kutemukan tenang dalam luka
mencintaiMU, biarlah menjadi
rahasia terdalam dalam khusyukku
peluk aku TUHAN meski
sebentar, keluarkan aku dari asa dalam kelam
hidupku disini hanya
sebentar, untuk kehidupan kelak tuk memelukMU selamanya
jika peluk cintaku
tidak mampu menjaganya, kutitipkan dia padamu TUHAN
jagalah dia dari
segala airmata
inspirasi : cinta yang berbeda (iman)
No comments:
Post a Comment