Seringkali kita mendengar istilah
‘take and give’ atau ada juga yang bilang kewajiban dulu kerjakan dan dibalik
menjadi ‘give and take’. Secara tak sadar akhirnya kita digiring menjadi
manusia yang tidak memiliki keikhlasan. Dimana bila suatu hal itu tidak
menguntungkan atau memberikan manfaat buat kita, kita menjadi enggan atau malas
untuk melakukannya. Semua yang kita lakukan menjadi memiliki tendensi, istilah
‘bila tangan kanan memberi dan jangan sampai tangan kiri mengetahui’-pun
perlahan hilang dimakan waktu.
Dan semakin kesini istilah ‘take and
give’ atau sebaliknya itu menggiring kita ke perbuatan-perbuatan yang akhirnya
menzalimi orang lain, baik langsung ataupun tak langsung. Entah mulai
lingkungan yang kecil sampai dengan lingkungan yang luas. Seperti kita
apresiasikan keberhasilan anak kita dengan sebuah hadiah, contoh : bisa
membaca, diberikan mainan. Ini secara tidak langsung kita mendidik generasi
kita menjadi generasi yang bertendensius. Masuk menjadi pegawai dengan
menggunakan uang pelicin atau karena unsur kedekatan/kekerabatan, apakah kita
menyadari atau tidak menyadari bahwa tindakan iru telah mendzalimi orang lain
yang seharusnya lebih berhak dan berkompeten di posisi yang sedang dibutuhkan.
Makanya sekarang kita tidak perlu heran bila banyak sekali berita-berita
korupsi, kolusi dan nepotisme yang sedang gencar-gencarnya diperangi, namun
makin meluas dan merajalela sampai di semua level.
Iyaa.. istilah ‘take and give’ atau
‘give and take’ adalah istilah yang menjadikan kita sebagai generasi yang
bertendensi. Apakah kita tidak sadar bahwa kita sekarang dibentuk menjadi
manusia yang individualis, karena kita pada akhirnya akan memilih teman sesuai
dengan tendensi dan ego kita? Apakah kita juga akan menjadikan generasi kita
sebagai generasi pengemis? Generasi yang mau bekerja bila mendapatkan sesuatu
yang setimpal atau bahkan lebih besar dengan apa yang dia kerjakan. Apakah kita
rela generasi kita kelak menjadi generasi yang ikut meruntuhkan negara dan
akhlak generasi-generasi selanjutnya?
Apakah kita sekarang sepakat bahwa
istilah ‘take and give’ atau ‘give and take’ adalah istilah bullshit yang
dimasukkan untuk merusak tatanan sosial dan ideology kemasyarakatan dan agama
kita? Kemana itu gotong royong, kemana itu sikap saling membantu, kemana itu
keramah-tamahan, kemana itu keikhlasan, kemana itu sikap untuk memberi.
Setujukah kita, untuk mulai saat ini
kita akan membentuk sebuah generasi yang lebih maju, sebuah generasi pembangun,
atau sebuah generasi yang mandiri? Setujukah kita bentuk generasi-generasi kita
menjadi generasi pemberi, atau setujuhkan kita bentuk ‘give generation’? Sebuah
generasi yang melakukan semua hal berasaskan keikhlasan, sebuah generasi yang
tidak mengharapkan sesuatu dari yang dia kerjakan selain untuk kepentingan luas
dan ridho Allah SWT. ‘Give Generation’ adalah generasi mendatang yang akan
menjadi generasi maju yang tidak akan terhalangi oleh apapun, generasi yang
sangat canggih dibandingkan dengan teknologi apapun. Karena ‘ give generation’
adalah generasi pencipta, generasi pemberi dan generasi entrepreneur yang akan
sanggup menatap dan melangkah ke depan serta generasi yang akan diterima
disemua strata ilmu, strata budaya, strata social dan strata ideology.
Lantas bagaimana cara membentuk
‘give generation’ atau generasi pemberi? Caranya cukup sederhana dan dilakukan
secara berkelanjutan, yaitu dengan ‘sedekah’. Kenapa harus sedekah? Bagaimana
bila kita dari kalangan tidak mampu, bagaimana cara bersedekah? Bagaimana
caranya sedekah?
Bahkan apakah kita juga sadari bahwa
arti dari sedekah saja sudah bergeser. Sering kita dengar bahwa senyum adalah
sedekah, ajakan berbuat kebaikan adalah sedekah, menunjukkan jalan orang yang
tersesat adalah sedekah, menuntun orang buta adalah sedekah. Padahal tindakan itu
hanyalah perwujudan kecil dari sebuah sedekah dan bukan arti sedekah yang
sesungguhnya.
Pengertian sedekah yang sebenarnya
adalah sebuah akhlak atau karakter mulia, dan perwujudan sedekah yang paling
utama adalah memberikan sesuap makanan kepada fakir miskin. Adapun arti dari
memberi sesuap makanan adalah membuka sebuah lapangan pekerjaan untuk fakir
(orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap) dan miskin (orang yang memiliki pekerjaan
tetap, namun hasilnya tidak cukup untuk makan dalam 1 bulan). Iyaa.. ‘give
generation’ akan membentuk sebuah generasi entrepreneur, generasi kreatif yang
akan sanggup membuat peluang disetiap kesempatan atau kesempitan.
Sedekah yang sesungguhnya akan
membuat kita selalu berpikir sederhana namun memiliki makna yang lebih luas dan
kreatif, karena berbekal mental karakter mulia yang sangat kuat. Seorang
pencipta atau seorang entrepreneur tidak memerlukan modal dalam bentuk materi,
dengan karakternya yang mulia (baca tulus/ikhlas) akan memunculkan pola pikir
yang sederhana dan pragmatis.
‘Give generation’ dengan bermodalkan
karakter yang mulia akan sanggup menghadapi era perubahan dan era
kemandirian yang sangat-sangat penuh dengan tantangan. Kita siapkan generasi
kita menuju era pemberi sedekah (pembuka lapangan pekerjaan). Semua diawali
dari diri kita sendiri, karena nasib kita ada dipikiran kita sendiri. Coba kita
pahami kutipan kalimat dibawah :
Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu
Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu
Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu
Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu
Amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasib
(takdir)mu
Apa yang bisa kita ambil dari
kalimat diatas, silahkan pikirkan dan renungkan…. Karena musuh sebenarnya
setiap pribadi adalah pribadi itu sendiri dan bukan siapapun. Oleh karena itu
kita harus belajar setiap saat dan setiap hari, agar tiap hari kita menjadi
lebih baik untuk naik kelas. Seperti pesan Rasul kita Muhammad saw :
Jika hari ini
lebih buruk dari hari kemarin adalah celaka…..
Jika hari ini sama
dengan hari kemarin adalah merugi…..
Jika hari ini
lebih baik dari hari kemarin adalah beruntung….
Mulai saat ini, mari kita mulai dari
diri kita sendiri untuk selalu berbuat dan bertindak dengan ketulusan, karena
kewajiban kita adalah memberikan yang terbaik apa yang kita bisa lakukan serta
mensyukuri apa yang kita miliki. ‘Give generation’ adalah pribadi yang
berkarakter mulia, pribadi yang ikhlas dan bersyukur. Sebuah Pribadi yang siap
setiap saat memberikan yang terbaik tanpa mengharapkan apapun atas tindakannya.
Karena Allah SWT-lah yang berhak atas kejadian yang terjadi disetiap pribadi
manusia, baik itu keberuntungan atau kesialan semua adalah milik-Nya dan
kewajiban manusia hanya menjalani dan mensyukurinya.
Dengan pribadi ‘give generation’
tidak akan ada lagi korupsi, karena setiap pribadi akan malu untuk mengambil
atau meminta yang bukan dari Allah SWT. Dengan pribadi ‘give generation’ tidak
akan ada lagi kolusi/nepotisme, karena setiap pribadi akan malu menerima atas
apa yang bukan hasil terbaik yang dia lakukan. Pribadi ‘give generation’ adalah
pribadi yang hanya berbuat dan bertindak untuk mendapatkan ridho dan cahaya
Illahi
Orang-orang
yang sedang menuju Allah mendapat petunjuk melalui cahaya perjalanan, sedangkan
orang-orang yang sudah sampai kepada-Nya mendapat petunjuk melalui cahaya
pertemuan dengan-Nya. Golongan pertama mendatangi cahaya, sedangkan golongan
kedua didatangi oleh cahaya.
”Hendaklah
orang yang diberi keluasan rezeki memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan
orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya” (QS.65:7)
(Ibnu
Atha’illah)
Siapkah
kita menjadi pribadi-pribadi pemberi? Apakah sanggup kita membentuk
generasi-generasi kita menjadi bagian dari ‘give generation’ yang ber-karakter
mulia? Marilah sama-sama kita belajar dan saling mengingatkan, semoga kita
sama-sama bisa menjadi golongan pribadi-pribadi pemberi yang memiliki
keikhlasan untuk memberikan dan melakukan yang terbaik untuk menggapai ridho
Allah SWT dan dipenuhi dengan cahaya rahmat dan Rahim-NYA… Aamiin
No comments:
Post a Comment