sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

31 May 2010

Bila Bayangan Kitapun Sudah tidak Bersama Kita

Senja yang indah telah kulewati dengan secangkir kopi dan ubi di beranda rumahku. Cahaya sang haripun berangsur surut dan menghilang berganti kelam diterkam gulita.

Bayangan ragaku yang memanjang, beringsut pergi dan seolah lari meninggalkan aku sendirian bersama secangkir kopi yang telah mengering dan ubi yang sudah tidak berwujud lagi karena hanyut tertelan rongga sendi penguasa raga.

Kini aku sendirian, bahkan bayangankupun telah lenyap. Apalagi teman, sanak dan saudara, yang tertinggal hanya raga yang telah renta termakan hiruk pikuk dunia. Raga yang telah lelah dengan segala kepenatan ruh, kepenatan dengan segala kemunafikan dan kelaliman.

"Ayah..?!", tiba-tiba generasiku memanggilku sambil menyalakan lampu beranda rumahku yang telah gelap gulita.

Bayangankupun telah kembali lagi, menemaniku...
"Terimakasih anakku, ayah bangga padamu! Karena engkau telah bisa mengembalikan bayangan Ayah dan itu berarti kamu telah siap serta mengerti bahwa suatu saat nanti kamu akan sendiri. Galilah bayangan Ayah sedalam mungkin agar kamu bisa menemukan teman sejatimu selain bayanganmu sendiri yang saat ini selalu mengikutimu"

No comments: