sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

02 October 2013

Nilai sebuah Kepercayaan



Nilai sebuah kepercayaan merupakan dasar dan keyakinan kita akan suatu hal, ini sifatnya bisa vertical atapun horizontal. Kepercayaan ayng sifatnya vertical adalah keyakinan kita terhadap keberadaan Tuhan, sedangkan kepercayaan yang sifatnya horizontal adalah hubungan sesama manusia. Disini kita sedikit share tentang kepercayaan horizontal, ini bisa juga menjadi tolok ukur seberapa besar nilai kita bagi orang-orang di sekitar kita.

Kepercayaan itu seperti sebuah tanaman yang kita rawat dari bibit sampai tumbuh menjadi sebuah pohon.  Yang intinya dari sebuah kepercayaan yang kecil, bilamana kita rajin dan bisa menjaga serta merawatnya sampai kepercayaan itu tumbuh menjadi besar dan semakin kuat serta kokoh.

Sekalinya kita diberikan kepercayaan, maka kita harus bisa jaga dan pegang kepercayaan itu. Kepercayaan itu harus dilandasi dengan kejujuran dan ketepatan janji, karena mempercayai sesuatu yang tidak dilandasi kejujuran dan ketepatan janji, akan menjadi derita yang berkepanjangan. Baik bagi yang mempercayai maupun bagi yang tidak jujur dan tidak menepati janji. Kita akan merasa tidak dihargai dan tidak dipercaya, meskipun kita sudah jujur ataupun kita sudah menepati janji. Dan terus-menerus akan dibayangi ketakutan dan paranoid, karena kita tidak bisa mempercayai sebuah kejujuran dan janji. Sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa kejujuran dan ketepatan janji adalah barang yang paling mahal dalam sebuah hubungan suatu kepercayaan. Entah itu keluarga, persahabatan, pertemanan, rekanan bisnis dan terutama untuk pasangan.

“jadikanlah diri kita sebagai salah satu kebahagiaan orang lain, jika kita ingin mendapatkan kepercayaan yang besar dari orang lain”

Biasanya hancurnya kepercayaan itu bisa disebabkan karena iri hati, egois, mencintai diri sendiri, harta, kekuasaan, ingin dihormati dan ketidak yakinan akan keberadaan Tuhan. Manusia seperti ini adalah manusia yang tidak sadar adanya lingkaran kehidupan, dimana semua manusia akan menerima saat mereka miskin atau kaya, lemah atau kuat, hina atau mulia. Dan sudah menjadi dasar atau bawaan kita bahwa manusia adalah makhluk egois, sehingga kita lebih menyukai kemewahan, terpandang dan kedudukan dalam suatu kelompok atau masyarakat. Keadaan seperti ini akan mengkikis sebuah kepercayaan.

Untuk memberikan nilai tinggi atas kepercayaan pada diri kita, singkirkan ego atau mementingkan diri sendiri dan selalu tepati janji kita. Kenapa kepercayaan itu sangat bernilai dan mahal, karena kepercayaan itu kadang perlu pengorbanan apa yang kita miliki.

Ada sebuah contoh cerita akan sebuah kepercayaan, kisah antara seorang Kapten Kapal dan anak negro seorang pekerja suruhan. Suatu ketika disaat badai dating, dia tidak hati-hati dan terlempar ke laut. Dengan sekuat tenaga dia mengejar kapal yang bergerak menjauh terseret badai, sampai akhirnya kapal tersebut tidak terlihat dan tidak mungkin terjangkau lagi. Namun karena keyakinan dan kepercayaan pada sang Kapten bahwa sang Kapten pasti mencari dia, dengan sekuat tenaga dia bertahan dan berenang ke arah kapal itu menghilang

Saat badai reda, sang Kapten sadar bahwa anak negro itu telah hilang tercebur ke laut dan dia memerintahkan memutar kembali kapal untuk mencari anak itu. Sesaat sang Kapten ragu, saat salah seorang anak buah-nya bilang “Pantaskah kita lakukan ini hanya untuk seorang anak negro, apalagi mana ada orang yang selamat bisa bertahan di lautan luas yang dingin dan dalam”. Sampai akhirnya sang Kapten tetap pada pendiriannya untuk mencari anak negro itu, setelah beberapa hari akhirnya ketemulah anak negro itu dan hidup.

Ketika anak negro itu tersadar, kemudian diapun sujud berterima kasih kepada sang Kapten atas budi baiknya menyelamatkan nyawanya.
Sang Kapten memapah sang anak negro dan bertanya, “bagaimana dia bisa bertahan begitu lama?”
Anak itupun menjawab, ”saya yakin dan tahu pasti bahwa anda pasti datang kembali untuk menolong saya, saya tahu anda pasti datang!”
“Bagaimana kamu yakin dan tahu kalo saya pasti datang?”, kembali sang Kapten bertanya.
“Karena saya tahu anda adalah orang yang demikian”, jawab si anak.

Sang Kapten terduduk dan berderai air matanya dihadapan anak negro itu dan berkata,”Bukan saya yang menyelamatkan dirimu, sebaliknya kamu yang telah menolong saya. Saya sangat-sangat malu atas keragu-raguan saya saat akan kembali untuk menolongmu, maafkan saya…”

“Untuk itu jagalah kepercayaan yang telah diberikan oleh siapapun kepada kita dengan baik dan penuh amanah. Sekecil apapun kepercayaan yang diberikan ke kita itu sangat memiliki nilai dan sangat berarti”

“Kepercayaan adalah sebuah kebahagiaan, baik yang memperoleh kepercayaan dan yang memberikan kepercayaan”

No comments: