Nilai sebuah kepercayaan merupakan
dasar dan keyakinan kita akan suatu hal, ini sifatnya bisa vertical atapun horizontal.
Kepercayaan ayng sifatnya vertical adalah keyakinan kita terhadap keberadaan
Tuhan, sedangkan kepercayaan yang sifatnya horizontal adalah hubungan sesama manusia.
Disini kita sedikit share tentang kepercayaan horizontal, ini bisa juga menjadi
tolok ukur seberapa besar nilai kita bagi orang-orang di sekitar kita.
Kepercayaan itu seperti sebuah
tanaman yang kita rawat dari bibit sampai tumbuh menjadi sebuah pohon. Yang intinya dari sebuah kepercayaan yang
kecil, bilamana kita rajin dan bisa menjaga serta merawatnya sampai kepercayaan
itu tumbuh menjadi besar dan semakin kuat serta kokoh.
Sekalinya kita diberikan kepercayaan,
maka kita harus bisa jaga dan pegang kepercayaan itu. Kepercayaan itu harus dilandasi
dengan kejujuran dan ketepatan janji, karena mempercayai sesuatu yang tidak
dilandasi kejujuran dan ketepatan janji, akan menjadi derita yang
berkepanjangan. Baik bagi yang mempercayai maupun bagi yang tidak jujur dan
tidak menepati janji. Kita akan merasa tidak dihargai dan tidak dipercaya,
meskipun kita sudah jujur ataupun kita sudah menepati janji. Dan terus-menerus
akan dibayangi ketakutan dan paranoid, karena kita tidak bisa mempercayai
sebuah kejujuran dan janji. Sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa kejujuran
dan ketepatan janji adalah barang yang paling mahal dalam sebuah hubungan suatu
kepercayaan. Entah itu keluarga, persahabatan, pertemanan, rekanan bisnis dan
terutama untuk pasangan.
“jadikanlah diri kita sebagai salah satu kebahagiaan orang lain, jika kita
ingin mendapatkan kepercayaan yang besar dari orang lain”
Biasanya hancurnya kepercayaan itu bisa
disebabkan karena iri hati, egois, mencintai diri sendiri, harta, kekuasaan,
ingin dihormati dan ketidak yakinan akan keberadaan Tuhan. Manusia seperti ini
adalah manusia yang tidak sadar adanya lingkaran kehidupan, dimana semua
manusia akan menerima saat mereka miskin atau kaya, lemah atau kuat, hina atau
mulia. Dan sudah menjadi dasar atau bawaan kita bahwa manusia adalah makhluk
egois, sehingga kita lebih menyukai kemewahan, terpandang dan kedudukan dalam
suatu kelompok atau masyarakat. Keadaan seperti ini akan mengkikis sebuah
kepercayaan.
Untuk memberikan nilai tinggi atas
kepercayaan pada diri kita, singkirkan ego atau mementingkan diri sendiri dan selalu
tepati janji kita. Kenapa kepercayaan itu sangat bernilai dan mahal, karena
kepercayaan itu kadang perlu pengorbanan apa yang kita miliki.
Ada sebuah contoh cerita akan sebuah
kepercayaan, kisah antara seorang Kapten Kapal dan anak negro seorang pekerja
suruhan. Suatu ketika disaat badai dating, dia tidak hati-hati dan terlempar ke
laut. Dengan sekuat tenaga dia mengejar kapal yang bergerak menjauh terseret
badai, sampai akhirnya kapal tersebut tidak terlihat dan tidak mungkin
terjangkau lagi. Namun karena keyakinan dan kepercayaan pada sang Kapten bahwa sang
Kapten pasti mencari dia, dengan sekuat tenaga dia bertahan dan berenang ke
arah kapal itu menghilang
Saat badai reda, sang Kapten sadar bahwa
anak negro itu telah hilang tercebur ke laut dan dia memerintahkan memutar kembali
kapal untuk mencari anak itu. Sesaat sang Kapten ragu, saat salah seorang anak
buah-nya bilang “Pantaskah kita lakukan ini hanya untuk seorang anak negro,
apalagi mana ada orang yang selamat bisa bertahan di lautan luas yang dingin
dan dalam”. Sampai akhirnya sang Kapten tetap pada pendiriannya untuk mencari
anak negro itu, setelah beberapa hari akhirnya ketemulah anak negro itu dan
hidup.
Ketika anak negro itu tersadar,
kemudian diapun sujud berterima kasih kepada sang Kapten atas budi baiknya
menyelamatkan nyawanya.
Sang Kapten memapah sang anak negro
dan bertanya, “bagaimana dia bisa bertahan begitu lama?”
Anak itupun menjawab, ”saya yakin
dan tahu pasti bahwa anda pasti datang kembali untuk menolong saya, saya tahu
anda pasti datang!”
“Bagaimana kamu yakin dan tahu kalo
saya pasti datang?”, kembali sang Kapten bertanya.
“Karena saya tahu anda adalah orang
yang demikian”, jawab si anak.
Sang Kapten terduduk dan berderai
air matanya dihadapan anak negro itu dan berkata,”Bukan saya yang menyelamatkan
dirimu, sebaliknya kamu yang telah menolong saya. Saya sangat-sangat malu atas
keragu-raguan saya saat akan kembali untuk menolongmu, maafkan saya…”
“Untuk itu jagalah kepercayaan yang telah diberikan oleh siapapun kepada
kita dengan baik dan penuh amanah. Sekecil apapun kepercayaan yang diberikan ke
kita itu sangat memiliki nilai dan sangat berarti”
“Kepercayaan adalah sebuah kebahagiaan, baik yang memperoleh kepercayaan
dan yang memberikan kepercayaan”
No comments:
Post a Comment