sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

22 April 2014

Meminta Saja Belum Tentu Dikabulkan, Apalagi Tidak...



Berawal dari ketidak sengajaan bertemu dengan kawan lama di terminal 2 Bandara Juanda, sampailah obrolan pada topic dia sudah capek untuk berdo’a dan apalagi untuk meminta atau memohon kepada Allah SWT atas segala sesuatunya. Karena dia merasa semua do’a-nya tidak pernah dikabulkan. Apakah kawan lamaku ini tidak pernah membaca atau mengetahui bahwa Allah SWT akan mengabulkan segala permohonan hambaNya, seperti janjiNya yang tercantum dalam QS Al Mukmin:60 yang bunyinya ''Mintalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya''.

Sementara aku hanya dengarkan segala keluh kesah dan kekesalan dia, serta kelelahan dia atas keseharian yang dia hadapi. Padahal kalau aku lihat dari penampilan dia, temanku ini termasuk sukses (harta/dunia). Apakah gerangan yang masih belum dia dapatkan? Atau apakah yang masih dia inginkan? Apakah kekurangan yang dia maksudkan? Serta kejenuhan seperti apa yang sedang dia jalani?

Sampailah kemudian kami buka lembar per-lembar halaman beban yang ada di hati temanku ini. Inilah kehidupan kawanku, jangan pernah berjuang sendiri dan libatkan Allah SWT dalam setiap aktifitas. Tidak sedikit yang sudah membuktikannya termasuk aku, bahwa tentang rizqi, jodoh, ilmu, kesehatan dan lainnya mintalah kepada-Nya dan niscaya Dia akan mengabulkannya.

Dan yang membuat aku sedih adalah temanku ini lebih percaya dengan do’a-do’a atau rapalan dari kyai atau orang pintar atau orang yang dituakan atau hal lainnya yang sifatnya syirik. Tak tahukah dia bahwa dia telah menyekutukan Allah. Tak sadarkah dia bahwa sebenarnya Allah SWT sangat menyukai hambaNya yang selalu bersimpuh dan memohon padaNya? Seperti yang tersurat dalam QS Al Baqaroh:186 ''Dan jika hamba-Ku meminta kepada-Ku, ketahuilah bahwa Aku dekat, Aku niscaya akan mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta jika mereka benar-benar meminta''.

Masalahnya yang sering kita temui saat ini adalah kita sendiri jarang mendekat kepada Allah SWT dan jarang meminta kepadaNya. Kita sering terjebak dengan hal lain, dimana kita terlalu mengandalkan logika dan terlalu memperhitungkan aspek matematis serta pandangan sosial. Hal ini yang menjadikan kita lupa memperhitungkan Allah SWT, kita menjadi tidak dekat kepadaNya dan sering sekali saudara kita yang lupa ataupun tidak mau mengakui bahwa diri kita adalah hamba-Nya dan Allah SWT adalah Tuhan kita.

Dan pada saat kehidupan sosial kita sering membuat kita kecewa, kita bawa dalam kehidupan keyakinan (agama) kita. Kekecewaan kita terhadap kegagalan kehidupan sosial kita, kita limpahkan ke Allah SWT dan kita salahkan Allah SWT karena tidak mengabulkan do’a kita. Padahal kita yang lupa untuk selalu berdo’a dan mendekatkan diri kepadaNya serta yakin pada kebesaranNya dan yakin pada permintaan atau keinginan kita. Janganlah kita lupa kunci dikabulkannya do’a kita adalah kepasrahan diri dan pengakuan diri bahwa Allah SWT adalah Tuhan kita serta kita adalah hambaNya, hanya kepadaNya kita berserah diri dan meminta. Yakinlah bahwa sifat Allah SWT tidak sama dengan sifat orang-orang disekitar kita (saudara, kerabat, tetangga atau lainnya).
Allah SWT selalu terbuka atas segala permintaan,
Allah SWT senantiasa hidup dan terbangun, tidak pernah lupa ataupun tertidur,
Kasih sayang Allah SWT kepada hambaNya melebihi segalanya.

Kemudian temanku bertanya lagi, “Bagaimana jika pikiran-pikiran kita sudah dipenuhi hal-hal kotor ataupun pikiran-pikiran bangsat yang menarik kita kedalam kesesatan? Aku malu dan apakah aku masih layak berdo’a? Dan lagi, do’a apakah yang harus aku panjatkan? Tujuankupun aku sudah tidak tahu, entah mau kemana…”

Pertanyaan diatas menunjukkan kita sebagai manusia memang sangat lemah, kita bukan siapa-siapa dihadapanNya. Namun bila kita tidak berdo’a atau bermunajat kepadaNya, sama halnya berarti kita adalah seorang hamba yang angkuh dan sombong. Padahal Allah SWT sudah berjanji pada kita, ''Mintalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya''. Apalagi yang mau kita ingkari? Ingatlah bahwa kita memiliki Allah SWT sebagai tempat kita berlindung dan memohon. Bahkan permintaan untuk mencelakakan orangpun bisa dikabulkanNya (oleh sebab itu kita tidak boleh berbuat yang menyakiti orang lain terutama fakir miskin atau yatim piatu, karena do’a orang yang tersakiti selalu dikabulkan oleh Allah SWT).

Sepertinya hidayah itu belum bertemu dengan temanku ini, begitu lama dia termenung dan begitu sengit dia atas kalimat-kalimat yang aku lontarkan. Semoga hidayah itu segera dia dapatkan, karena hidayah itu ada di tangan Allah SWT dan terbuka serta diberikan kepada siapa saja yang mengakuiNya sebagai Tuhan dan meminta petunjukNya. Sebagaimana tertulis dalam HR Tirmidzi, ''Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali mereka yang Aku berikan hidayah, karena itu mintalah hidayah itu niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian ....'' serta dalam HR Bukhari dan Muslim, ''Siapakah yang ingin berdoa kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan untuknya. Siapakah yang ingin bermohon kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan permintaannya. Siapakah yang akan memohon ampunan-Ku, niscaya akan Kuampuni''.

Berdo’alah dan memintalah dengan penuh penghambaan dan keyakinan, janganlah pernah putus asa untuk selalu berusaha dan bermunajat. Tanpa keyakinan, do’a dan ikhtiar, kita bukanlah siapa-siapa. Bila kita bilang do’a kita tidak pernah dikabulkan, bagaimana bila kita tidak berdo’a? Apa yang akan dikabulkan? Tidak ada. 

Teruslah berdo’a dan ikhtiar, niscaya kita akan menggapainya. Yakinlah Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi kita dan mengabulkan do’a kita, fokuslah pada permohonan kita dalam keseharian kita. Niscaya Dia akan membuat kita bahagia dan dalam segala hal kita akan merasakan kebahagiaan itu.

No comments: