Kata
sederhana seharusnya memiliki makna
mudah, tidak rumit, mudah dicerna/dilaksanakan, atau juga ringan. Namun fakta
dan kenyataannya sederhana itu
tidaklah mudah dan bagi sebagian orang sulit untuk melaksanakannya. Bahkan
dalam beberapa contoh kasus di keseharian kita yang seharusnya sederhana, jadi terlihat berat, rumit dan
sulit untuk dilakukan. Bagi individu yang bisa melakukannya, maka akan menjadi
individu yang sukses dalam hidupnya.
Seperti
keinginan kita ingin sehat rasanya sulit banget, padahal cukup bangun pagi, konsumsi
makanan sehat, sering minum air putih dan olahraga. Bahkan bagi teman-teman
yang muslim, sholat 5 waktu dan tepat waktu sangat membantu dalam menjaga
kebugaran badan. Namun banyak sekali hal yang menjadi alasan kita tidak bisa
menjalankannya. Sebagai contoh seperti bangun pagi, karena tidur kemalaman atau
kecapekan jadi bangunnya kesiangan.
Hal
sederhana lainnya contoh rutinitas ibu rumah tangga, dimana kesehariannya bangun
tidur membereskan rumah, menyiapkan makanan untuk keluarga dan kebutuhan suami atau
anaknya. Meskipun tanpa ilmu matematika atau pehitungan yang rumit, pada
kenyataannya pelaksanannya sangat rumit dan malah membutuhkan perjuangan yang
tidak sedikit. Bahkan banyak ibu rumah tangga yang mengeluh lelah dan akhirnya
menggunakan asisten rumah tangga, dimana ujung-ujungnya saat ini kita makin
banyak melihat ibu rumah tangga ngerumpi ke tetangga atau di dunia yang makin
terbuka banyak juga yang ngerumpi menggunakan gadget di media social network.
Bahkan secara tidak sadar kebiasaan asik dengan gadget ini akan membentuk generasi-generasi
individualis.
Dari
2 contoh diatas dari aktifitas sehari-hari yang terlihat sederhana itu dan bila
kita lewatkan beberapa hal, ada beberapa kemungkinan kejadian yang akan menjadi
rumit penangannya.
Dan
secara individu ada yang memandang atau menghadapi kejadian kehidupan ini
dengan 2 hal besar, yaitu kejadian yang bisa kita kendalikan dan kejadian yang
tidak bisa kita kendalikan. Ada beberapa orang yang dilahirkan dengan sifat
perfeksionis, dimana dia selalu berkeinginan semua hal harus berjalan sesuai
keinginannya. Orang seperti inilah yang ingin semua hal bisa terlaksana sesuai
keinginannya meskipun hal itu sangat sulit untuk dikendalikannya, yang pada
akhirnya dia akan lelah sendiri.
Seperti
buku yang tertulis dalam buku Adam Khoo “Master Your Mind, Design Your Destiny”,
yang kurang lebih intinya hal terbaik
yang bisa kita lakukan adalah focus pada kejadian yang sepenuhnya bisa kita
kendalikan. Dimana ketika kita diketemukan pada sebuah masalah dan dituntut
segera menemukan solusi, hal pertama yang harus kita lakukan adalah kerjakan
dan selesaikan yang bisa kita kendalikan/selesaikan. Untuk hal yang tidak bisa
kita kendalikan, abaikan dan yakinlah akan ada yang bisa menyelesaikannya.
Kita
diciptakan sempurna dengan dilengkapi otak dan akal, otomatis kita akan menjadi
makhluk dengan berjuta impian dan kepentingan. Ketika hidup kita mulai penat, lelah
dan terasa sesak, mungkin kita harus belajar untuk mulai menyederhanakannya.
Mana yang akan kita pilih, mana yang akan kita raih, mana yang akan kita capai,
atau mana yang akan kita abaikan dan tinggalkan.
Hidup
itu akan menjadi sanngat sederhana jika kita mengetahui kemana tujuan akhir
kita dan untuk menuju kesana kita hanya perlu satu alat atau kendaraan yang
tercepat dan ternyaman. Seandainya kita punya banyak kendaraan, kita akan sibuk
mencari kunci atau sibuk mengisi bahan bakar atau sibuk merawat/menservis
kendaraan kita dan ujung-ujungnya kita tidak memulai satupun untuk
diselesaikan.
Individu
yang memiliki pola pikir sederhana adalah individu yang memiliki pola hidup
sukses, dan ada 5 hal yang harus dimiliki untuk menjadi individu sederhana dan
sukses :
1. Keyakinan
diri yang positif
2. Melakukan
yang seharusnya dilakukan
3. Membangun
kebiasaan yang positif (bisa melakukan 2 hal diatas secara berkelanjutan)
4. Membentuk
kebiasaan produktif
5. Memiliki
sikap kompetitif
No comments:
Post a Comment