Rasa cemburu dan rasa dikhianati karena janji yang tidak ditepati
atau juga komitmen yang bergeser telah membuat rasa cinta itu berubah menjadi
benci. Cinta yang dibina bertahun-tahun pun runtuh menjadi benci dan
memicu amarah yang membara,
sampai ucapan dan tindakan menjadi tidak terkontrol.
Banyak kejadian terhadap
pasangan-pasangan di sekitar kita yang mulai berantem mulut sampai dengan
fisik, bahkan beberapa kejadian yang terekam dimedia diluar nalar dan logika kemanusiaan.
Cinta, cemburu, marah, dan benci merupakan perilaku yang dihasilkan
otak sosial manusia. Otak sosial
ini merupakan kombinasi dari kemampuan berpikir atau logika yang berpusat di korteks (lapisan terluar)
otak serta pengelolaan emosi yang berpusat di sistem limbik.
Munculnya cinta di otak jauh lebih kompleks dibanding perasaan yang lain karena melibatkan lebih banyak komponen otak, hormon, dan zat kimia otak (neurotransmitter).
Helen Fisher penulis The Drive to Love: The Neural Mechanism for Mate Selection dalam buku The New Psychology of Love, 2008, menyebut cinta muncul dalam tiga tahapan berbeda di otak, mulai dari ketertarikan fisik, ketertarikan seksual dan keterikatan. Setiap tahapannya akan melibatkan hormon neurotransmitter dan bagian otak yang berbeda.
Keterikatan mendorong otak memproduksi hormon oksitosin. Hormon ini membawa rasa keterikatan di antara dua orang yang saling mencinta hingga lahir rasa senang dan bahagia. Saat cinta berkurang dan muncul benci, produksi oksitosin berkurang. Otak tak dapat ditipu dengan cinta pura-pura, rasa peduli yang ditunjukkan seseorang kepada pasangan karena barang-barang mahal yang diberikan tidak bisa merangsang otak memproduksi oksitosin.
Cemburu, menurut Christine R Harris dalam The Evolution of Jealously
pada American Scientist Volume 92 Nomor 1, 2004, adalah emosi
negatif yang muncul saat hubungan seseorang dengan orang lain yang spesial
terancam oleh adanya pihak
ketiga. Cemburu menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di luar kecelakaan.
Meski cemburu adalah emosi bawaan, ekspresi pada setiap orang berbeda sesuai dengan kemampuan sosial kognitif dan tumbuh kembangnya. Inilah yang membuat cemburu yang tidak wajar (morbid jealousy) tidak membedakan jenis kelamin yang merasakan. Cinta tidak bisa berubah seketika menjadi benci. Untuk muncul benci, harus ada stimulus berkelanjutan yang mengikis rasa cinta.
Benci dapat muncul karena cemburu dan amarah. Cemburu merupakan basis munculnya benci yang paling
berbahaya, karena cemburu ini
bisa membuat orang dikontrol oleh emosinya dan bukan dengan logikanya.
Dasar cinta adalah memberi rasa tenang dan bahagia. Jika rasa itu terancam, seperti hadirnya cemburu atau rasa dikhianati, maka otak dengan cepat membentuk sistem pertahanan diri untuk menjaga rasa tenang dan bahagia tetap ada. Respons pertahanan diri itu berupa bertarung menghadapi ancaman atau melarikan diri.
Saat sistem pertahanan diri terbentuk, hormon kortisol sebagai penanda stres diproduksi. Energi dalam diri pun terpusat hingga tubuh beraksi nyata, baik itu berupa ucapan atau tindakan fisik maupun berlari. Ketika energi terpusat, seseorang bisa melakukan hal-hal yang tak mungkin dilakukan dalam kondisi normal, seperti melompati tembok tinggi hingga membunuh orang dengan sadis.
Respons bertarung ini merupakan respons binatang yang masih ada dalam diri manusia ketika berevolusi
Namun, cara bertarung tidak selalu mewujud dalam tindakan kasar.
Perilaku kekerasan, seperti memukul, menendang, hingga membunuh biasanya
ditunjukkan oleh mereka yang logikanya tidak terbentuk alias tidak terdidik
baik. Jika logika berjalan, yang muncul adalah kata-kata makian hingga
pengusiran.
Ketika cinta begitu posesif hingga tak mampu membedakan antara diri sendiri dan orang lain, maka rasa kehilangan yang muncul akan menjadi akut. Ketakutan akut inilah yang mendorong munculnya kekejian karena tindakan yang diambil hanya didasarkan atas pilihan menghilangkan atau kehilangan.
Ketika cinta begitu posesif hingga tak mampu membedakan antara diri sendiri dan orang lain, maka rasa kehilangan yang muncul akan menjadi akut. Ketakutan akut inilah yang mendorong munculnya kekejian karena tindakan yang diambil hanya didasarkan atas pilihan menghilangkan atau kehilangan.
Ya Allah yang maha
membolak-balikkan hati, kumemohon dan bersujud padaMU untuk limpahan kebesaran Rahman
dan RahimMU agar aku bisa segera menghilangkan dan melepaskan rasa benci di
hati ini.
No comments:
Post a Comment