sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

03 July 2014

Ramadhan, a beautiful gift from Vienna



Sepertinya barusan saja aku tertidur, kenapa HP disebelahku sudah bergetar? Apakah emang sudah pukul 3:30? Kulihat ternyata ada telepon masuk dari kode +43, sepertinya penting dan segera aku angkat.

“Assalamu’alaikum Om…” terdengar suara Jo dari seberang

“Wa’alaikum salam Jo.. pake Om segala, ada apa Jo?”

“Memang sudah jadi Om…” suaranya terdengar bahagia “Isha sudah lahiran, Alhamdulillah keduanya sehat dan baik-baik saja. Bayinya laki-laki dan kini lagi ditangani oleh suster, baru kira-kira 10 menit lalu lahirnya”

“Syukur Alhamdulillah, semoga menjadi anak yang sholeh dan kelak menjadi pemimpin yang besar serta selalu sayang dan patuh pada mama papanya pastinya ya Joo…” Tak terasa air mata bahagiapun menetes mendengar kelahiran anak dari Jo dan Isha, momongan yang sudah hampir 4 tahun mereka tunggu-tunggu. “Oh iya Jo… nanti Jo dan Isha dipanggilnya apa niyy.. mama papa atau apa?

“Aamiin.. Apa saja Om, tapi Isha pengennya dipanggil Ayah dan Bunda… Tapi aneh juga kalo disini dengan panggilan itu ya Om?!” Kami berduapun ketawa bareng.

“Maaf Om, aku nelpon mau minta tolong sama dirimu.”

“Sebutin aja Jo.. Minta tolong apaan siyy… pake minta maaf dan canggung-canggung segala. Lagian panggil nama ajalah Jo, jadi aneh kalo kamu panggil aku dengan sebutan Om”

“Begini Kyu.. Isha mau, kamu kasih nama buat bayi kami.”

“Kenapa harus aku Jo? Khan semestinya kalian atau kamu yang memberi nama buat anak kalian, karena anak adalah harapan dan mimpi kalian. Anak-anak itu akan menjadi seperti apa, semuanya adalah mimpi dan harapan dari orang tuanya yang disematkan dalam namanya. Karena nama itu adalah sebuah do’a, makanya berikan nama yang baik pada bayi kalian.”

“Jo… maaf, bukan aku gak mau membantu. Tapi Jo, kamu papanya.. kamu yang seharusnya memberikan nama ke bayi kalian.”

“Ini bukan cuma keinginan Isha kok Om… tapi aku juga ingin bayi kami, kamu yang beri nama dan kami yakin kamu akan kasih nama yang baik buat bayi kami. Tolong ya Kyu..”

“Apa ya Jo.. aku benar-benar tidak siap sebuah nama buat bayi kalian.” Sejenak aku terdiam dan berpikir, nama apakah yang cocok buat keponakanku ini.

Tak terasa kami hanya saling berdiam diri, sampai tiba-tiba Jo menegurku “Kamu masih disana khan.. Kyu.. ”

“Masih Jo… aku lagi bingung, nama apa yang baik buat bayi kalian yaa…”

“Bagaimana kalo aku beri nama Ramadhan Ash Shiddiq Jo? Karena lahirnya di bulan Ramadhan, kau tahu sendirilah makna dari bulan seribu bulan ini. Dan Ash Shiddiq adalah kebenaran, semoga kelak dia menjadi pemimpin besar yang senan tiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keyakinan dan kebenaran ya Jo… Bagaimana Jo, kamu senang dengan nama itu?”
“Subhanallah Kyu… Nama yang bagus dan aku sangat suka Kyu. Aamiin, semoga Allah mendengarkan pembicaraan kita dan kelak benar-benar Ramadhan menjadi pemimpin besar yang Utama ya Om.. Panggilannya apa ya Kyu? Ramadhan atau Shiddiq.. ”

“Syukur alhamdulillah kalo kamu senang dengan nama itu Jo.. Nama kecilnya Rasi ya Jo… yang merupakan kumpulan bintang-bintang dilangit, dengan harapan kelak dia akan membawa cahaya yang terang bagi kedua orang tua, keluarga dan lingkungannya.”

“Iya Kyu.. aku akan sampaikan ke Isha, dia pasti akan sangat senang dan bahagia mengetahui nama indah yang kau berikan buat bayi kami. Aku tutup dulu teleponnya ya Yu.. mau kabari mama papa kalo cucu mereka sudah lahir. Kami tunggu kedatanganmu di sini untuk tengok si Rasi, karena lebaran ini kami sepertinya tidak bisa ke Indonesia.”

“Iya Jo.. silahkan, sampaikan salamku buat Isha dan Rasi.. Serta sampaikan maafku juga buat Isha yang sempat tidak suka kalian datang Indonesia dengan kehamilan Isha yang sudah besar.”

“Iya Kyu, aku akan sampaikan ke Isha dan Rasi.. Kami tahu maksud kamu Kyu, maafin kami yang masih selalu membuat kamu khawatir. Makasih ya Yu… Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam Jo..”

Bunyi tut tut tut.. telepon sudah terputus, jam di HP masih menunjukkan pukul 2:03 dan baru aku terlelap 40 menit yang lalu, sepertinya  masih ada waktu untuk memejamkan mata sampai pukul 3:30.

No comments: