sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

01 August 2014

cinta kami memang tidak indah


Cinta kami pernah dipersatukan, hampir 10 tahun silam. Meskipun cinta kami tidaklah indah, tapi jangan pernah hina cinta kami.

Pertama kali aku dipertemukan ALLAH dengan seorang wanita yang diusianya belum menginjak seperempat abad, dia mampu melepaskan manis dan nikmatnya dunia. Dimana akhirat menjadi tujuannya, dia mampu mengesampingkan cinta sang kekasih dihatinya karena ALLAH.

Aku jadi teringat sebuah kalimat dari temen, bahwa dia hanya mau mencinta seorang solehah yang bisa mendekatkan dia kepada ALLAH. Namun saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut, karena bagiku mendekatkan diri kepada ALLAH itu hukumnya wajib dan utama. Apakah nantinya kita diberikan pasangan yang soleh atau tidak adalah mutlak hak ALLAH, karena bila kita sudah memperolah cinta ALLAH maka pastilah ALLAH akan memberikan kita seorang pasangan, dimana lelaki yang baik untuk wanita yang baik dan sebaliknya, itu janji ALLAH dan ALLAH tidak pernah ingkar janji.

Hal yang aku belajar dia saat itu adalah tentang cinta dan bagaimana mencintai. Dimana saat kita dekat dengan cinta ALLAH, dan cinta itupun hadir, maka tanyakan dan pulangkan  kepada ALLAH untuk mengukur apakah cinta ALLAH yang didahulukan atau sebaliknya dan jangan takut kehilangannya.

Tinggalkan dia demi DIA

Karena saat kita jauh dan dia tetap bisa menjaga dirinya seperti saat bersama kita atau sebaliknya, maka kita akan tahu bagaimana kualitas cinta dia kepada kita.

Duhai kekasihku…
“namamukah yang tertulis di lauh mahfuz sana sebagai jodohku?"
“engkaukah yang akan menemaniku di titian jalan menuju syurga?"
"dirimukah yang akan melengkapkan separuh dari agamaku?”
jawaban dari pertanyaan ini ada pada ALLAH, bukan dihatiku dan hatimu.

Dan jika dia tercipta bukan untuk kita, haruskah kita marah kepada ALLAH, tentu tidak jika luka kita kembalikan kepada pemilik cinta, dariNYA cinta berasal dan kembali padaNYA.

“apakah dia tercipta untuk kita?” karena jawabannya bukan di tangan kita, tetapi di tangan ALLAH, di tangan TUHAN kita, iya ALLAH.

Gelisah dan takut kehilangan akan terbayang begitu berat ketika dia tiada,
menjalani hari tanpa kehadirannya, melewati waktu tanpa mendengar suaranya,
tak ada lagi gelak tawa canda dan nasehat yang kerap hadir disetiap perbincangan kita,
tak ada lagi yang akan menanyakan apakah aku sehat hari ini,
sudah makankah,
sudahkah shalat tepat pada waktunya bahkan menjadi alarm untuk sujud kepada Allah..

Namun kata dia, jika ketakutan ini mengalahkan ketakutan kita kepada ALLAH,
DIA akan murka karena kita menikmati yang bukan hak kita,
murka ALLAH karena jantung kita yang berdegup kencang telah terisi dengan bayangan dia yang bagai hantu mengikuti kemanapun kita pergi, padahal detak jantung ini titipan ALLAH yang harus dipertanggungjawabkan.

Hingga suatu saat dia berkata, maafkan saya jika ketakutan saya pada ALLAH melebihi kegelisahan saya memikirkan kamu yah, biarkan saya sendiri dulu, izinkan saya bersama DIA saja.

“Now, I have to leave you for the sake of ALLAH”

Sesungguhnya ALLAH takkan pernah menyia-yiakan pengorbanan kita. Bila kita tinggalkan semua ini karena ALLAH, yakinlah akan hadir sesuatu yang indah di hari akhir nanti. Bukankah kamu yang bilang ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti.

“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak TUHANmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi [ikhlas] puas” (QS. Ad-Dhuhaa [93]: 4-5) :)

Kini saya tinggalkan dirimu karena ALLAH, saya kembalikan kamu kepada pemilikmu, saya titipkan wanita terbaik yang pernah hadir dalam hidup saya ini kembali kepada pemilik sesungguhnya, ALLAH.

Sesungguhnya kita harus bertawakkal kepada ALLAH bukan? iya bertawakal kepada ALLAH, TUHANku dan TUHANmu.

Kekasihku, jangan menangis, usah bersedih atas perpisahan sementara ini jika benar saya tercipta untukmu  maka tiada ada yang dapat menghalanginya bukan? Namun sebelum saat itu tiba berdoalah pada ALLAH semoga kita berdua diberi kekuatan untuk berpisah, mohonlah padanya dengan penuh pengharapan, tak ada yang perlu kita tangisi, kita hanya berpisah sementara sampai ALLAH menjadikan semua kembali halal untuk kita.

Dan ketika kamu merasa lemah,
mohonlah kekuatan dari-NYA,
karena kamu intan terpilih,
kamu mutiara pilihan ALLAH,
jagalah kilaumu dan jangan biarkan cinta merusaknya,

Saya berdoa untuk kamu, selalu dan selamanya

Mari kita berlari mencari cinta ALLAH, berlomba-lomba berbuat kebaikan agar dimata ALLAH kita pas untuk dipasangkan,
jika saatnya tiba dan semua kembali halal untuk kita,
ini adalah hasil dari upaya kita mengejar cinta ALLAH

Saat label “halal” kembali menjadi milik kita, bukankah makan diwaktu magrib jauh lebih indah setelah berpuasa, daripada kita makan diwaktu magrib setelah seharian kita makan yang enak-enak,
iya kita jadikan perpisahan ini sebagai “puasa” dan pertemuan kita kelak sebagai "berbuka"

إِنْ شَاءَ اللّهُ

No comments: