sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

03 November 2014

Hati dan Lidah



“Tidak ada sebaik-baiknya daging dan bagian daging yang terbaik adalah lidah dan hati. Sebaliknya juga, tidak ada bagian terburuk dari daging kecuali lidah dan hati kalau dibuat untuk keburukan”

Dan ketika muncul pertanyaan, bagaimana dan seperti apakah hati itu? Apakah hati itu memiliki kemurnian dan kesamaan seperti ucapannya? Maka tebarkanlah garam dan cuka kepadanya…

Yang tahu isi hati dan kesungguhan hati seseorang adalah orang itu sendiri dan Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam QS At-Taghaabun:4. Terus bagaimana untuk mengetahui hal yang sebenarnya dari isi hati seseorang? Kadang kita sering tertipu dengan sikap dan tutur lembut, yang kemudian dibelakangnya ternyata tidak sesuai harapan kita.

Kesungguhan hati itu akan terlihat saat dia berada pada posisi yang sangat tidak menyenangkan bagi pemilik hati tersebut. Kita akan lihat keluasan dan kesungguhan hatinya, bila dalam kondisi apapun dia tetap pada janji atau ucapannya.

Lidah juga sebagai alat untuk melihat kesungguhan hati itu, karena lidah laksana pisau yang sanggup mencabik dan melukai hati tersebut. Hati memang akan terluka oleh cabikan lidah kita, namun bila memang dia sungguh-sungguh atas segala ucapan dan janjinya, maka hati tersebut akan bisa meredam rasa sakit itu dan mewujudkan apa yang sudah menjadi janji dan ucapannya.

Karena dalam diri kita ada segenggam daging, dimana bila daging itu baik maka baiklah seluruh bagian daging di dalam tubuh itu. Dan bila daging itu buruk dan rusak, maka akan rusaklah seluruh bagian daging di dalam tibuh tersebut. Segenggam daging itulah yang kita sebut hati.

Ibarat air, tuangkan air putih pada sebuah gelas dan kasih sesendok garam dan bagaimana rasanya? Air yang seharusnya menyegarkan, rasanya berubah menjadi asin seperti garam. Namun bagaimanakah jika air itu ada disebuah telaga dan kita taburkan segenggam garam, kemudian ambil air telaga itu dan rasakan. Apakah rasanya? Tentu rasanya akan tetap segar… begitulah hati.

Disaat ada kesungguhan didalamnya, maka akan ada keluasan dan kelapangan di ruang hatinya. Hati yang seperti ini akan sanggup menghadapi hal yang sangat beraat sekalipun dan tidak sesaat itu dia melepaskan atau merubah apa yang sudah menjadi tujuannya. 

Hati yang seluas telaga tidak akan ada rasa takut atau mudah terpengaruh atas lingkungannya. Karena dia bergerak berdasarkan keyakinannya, setiap langkahnya sudah memiliki dasar dan setiap ucapannya adalah hal yang benar atas keyakinannya. Dia akan bisa menerima realita terburuk dari sebuah kenyataan kehidupan.

No comments: