Siapakah
anda? Siapakah aku?
Sebenarnya
aku tidak berbeda dengan yang lainnya, hanya sekeping hati yang mencari
kedamaian dan melalui jutaan liku cobaan, suka dan duka, serta setiap lekuk dan
sudut kehidupan telah coba aku lewati. Jalan yang tanpa pesona keindahan,
melainkan ujian-ujian kesederhanaan yang memahat hati dan perasaanku.
Aku
benar-benar hanya seorang hamba-NYA yang hanya merasakan ketenangan saat
tengadahkan telapak tanganku, saat mengharapkan kesejukkan limpahan kasih dan
cinta-NYA. Bahkan mungkin juga aku hanya seorang laki-laki yang berselimut dosa
atau fakir disisi Allah SWT, yang hanya bisa mengemis akan kasih dan sayang-NYA
.
Dengan
kekuatan pelukan cinta dan kasih-NYA, aku selalu mencoba bangkit dalam
kelemahanku. Meskipun terjal dan
curamnya menggapai kekuatan hati, kucoba selalu berjalan meskipun tertatih dan
terus kucoba lalui dengan berbekal kelemahanku yang kubalut dengan keyakinan
cinta-NYA.
Aku
bukan siapa-siapa disisi-NYA, kuserahkan dan kupasrahkan diriku atas
ketentuan-NYA. Kusandarkan diri dan imanku pada-NYA dalam meniti kehidupan
milik-NYA
Karena
aku hanyalah seorang lelaku yang pernah kehilangan TUHAN-nya dan terbuang dalam
ilusi kehidupan. Sampai suatu saat kutemukan kembali cinta-NYA yang mengalirkan
air kasih yang menyejukkan bongkahan hati yang sempat mengering dan membatu
untuk mengihupkan kembali jiwa yang telah pergi. Jiwa yang kembali hidup berkat
cinta dan kerinduan di hati akan Kekasih Abadi-nya, yang mencoba menularkan
arti cinta dan hati melalui sebuah tulisan.
Aku
hanya mencoba kembali mengembara di dunia ilusi yang mungkin belum terkuak
misteri, sekalipun kembali kulalui hamparan-hamparan malam yang sunyi dan
berselimutkan kabut pekat. Namun dia punya kejutannya sendiri, kejutan yang
sanggup membangkitkan penghuni malam dan kelam. Dia ajak mereka menyaksikan orchestra
agung keindahan semesta alam, bahkan dia sanggup menyanyikan lagu sembilu
menyayat kelam dengan begitu indah.
Aku
yang saat ini dan nantinya berharap bisa menumbuhkan keharuman hati dan jiwa
yang diakhirnya kutemukan keheningan dalam damai disetiap nafasku. Sampai
kupetik kuntum-kuntum bidadari yang akan menggenggam erat jemari tanganku, yang
akan menyambut dan menghargai cintaku, meskipun saat ini cinta yang aku
tawarkan selalu dihina oleh penghuni dunia.
Disini
aku hanya bisa mengajak dalam jalan cinta sederhana yang penuh keikhlasan,
cinta yang mungkin memerlukan airmata dan pengorbanan. Mungkinkah terbersit
bahwa penghuni surga adalah kita yang sanggup melalui dan menerima kesengsaraan
dunia.
Karena
cinta yang sebenarnya bukan keindahan, bukan pula kemewahan, atau sebuah pujian,
atau juga sebuah gemerlap glamour dunia. Tapi cinta adalah sekeping hati yang
akan terus bergerak dari telaga ke telaga untuk memberikan minum sekalian insan dalam pengembaraan pencarian sebuah arti HATI.
No comments:
Post a Comment