sarikata

ketika sang waktu tidak lagi bersahabat, gunakan hati untuk bermain dengan hari

13 June 2014

tangisan amarah





Tuhan penguasa hati, ijinkan aku tersenyum malam ini…
Jangan biarkan air mataku ini terus mengalir…
Hentikanlah linangan air mata ini dan jangan biarkan dia membasahi peraduanku..
Aku ingin tetap merasakan keindahan ini, walaupun telah mati rasa untuk bahagia

Tuhan penguasa hati, sembuhkanlah luka yang ada di hati ini
Jangan biarkan air mata ini meluap dan berubah membiru menjadi air methanol
Saat teriakan akan sakit yang ada di hati ini berubah menjadi percikan amarah
Amarah karena ketidak berdayaan
Amarah karena sakit yang sudah melampaui rasa sakit itu sendiri

Tuhan penguasa hati, jangan biarkan kekecewaan ini melepaskan aumannya
Auman yang menggelegar dan mengerikan…
Auman amarah yang makin berkobar, karena linangan air mata yang tak kunjung redam
Amarah yang akan menghilangkan semua kata maaf untuk mencari secuil alasan atas sebuah pembenaran

Akupun akhirnya hanya bisa diam, lebih kupilih diam dalam lelap
Kulelapkan hatiku dalam malam, yang mungkin akan lebih baik dibandingkan amarah yang menguras tenaga…
Namun diam juga merupakan bagian yang jauh-jauh lebih mengerikan dibandingkan amarah itu sendiri…
Karena hati menyimpan luka, luka yang akan menggoreskan dendam
Karena yang aku tahu hati tidak lebih kuat dari waktu

Entah sampai kapan bisa aku simpan peledak yang siap menghancurkan segalanya
Namun aku tidak ingin kalah, ini adalah tangisan atas amarah
Aku tak ingin kalah oleh waktu, waktu yang bisa meredam segalanya dengan sempurna
Walapun jujur, aku lelah
Tangisku sudah menjadi amarah
Iyaa… sebuah tangisan amarah

No comments: